Page 199 - THAGA 2024
P. 199
tetapi dia mengatakan kalo sudah terlalu lelah. Sehingga kami
memutuskan terus berkendara mencari penginapan terdekat.
Aku putuskan menuju Arimbi guest house yang dekat
dengan Lippo Plaza Batu, siapa tau Nabila berubah pikiran
ingin berbelanja. Aku berharap hujan reda agar aku bisa ajak
Nabila menikmati jutaan bintang di daerah Batu, meskipun kami
tidak bisa pulang . Tak perlu hotel yang penting penginapannya
bersih ucapnya saat aku menyarankan hotel bintang 4
untuk bermalam. Meski pembahasan kami cukup vulgar
saat di restoran tadi dan menu makanan yang kami pesan
adalah makanan yang memberi energi untuk memungkinkan
melakukan hal itu, nyatanya kami tidak melakukan hal macam-
macam sehingga Nabila merasa nyaman denganku.
Sesampai di guest house yang sambutannya ramah.
Aku lalu mempersilakan Nabila untuk mandi terlebih dahulu.
Aku membuatkan dia teh hangat dan memesan nasi goreng
Hongkong lewat gofood sebagai tindakan preventif kelaparan
di malam sepi, juga jaga-jaga jika malam yang panjang ini akan
memakan banyak energi.
“Terimakasih, ya, Nab, malam ini aku seperti memiliki
seorang istri. Mungkin begini ya rasanya punya istri. Biasanya
malam-malam sepiku aku isi dengan duduk mencangkung
melihat bintang yang buram.”
Sembari mengobrol, aku dan Nabila menonton film yang
tersedia. Kali ini film drama Korea yang menonton kami. Sambil
aku menilik kacang polong di nasi goreng yang kurang disukai
Nabila. Suapan demi suapan aku suapkan hingga tandas. Kami
banyak bergurau dan membahas obrolan tentang bermacam
latar belakang Nabila. Salah satunya mengapa dulu dia memilih
bekerja di bidang pendidikan kesehatan sebagai dosen.
THAGA 191
GALGARA