Page 224 - THAGA 2024
P. 224
darah dipompakan. Setelah itu, aku melapisi telapak tangan
dengan olive oil secukupnya.
Pertama, aku melakukan teknik effleurage, yakni gerakan
menggosok kulit. Aku mulai dari otot betis kanan lalu otot betis
kiri. Setelah gerakan effleurage, tanganku cekatan melakukan
gerakan petrissage, yakni gerakan memijat seperti mau
mencubit otot. Berikutnya gerakan friction yang seperti sedang
menggerus kulit dan otot. Selanjutnya, gerakan skin roll yang
seperti melakukan cubitan berjalan pada kulit dan otot. Gerakan
tapotemen menjadi gerakan paling keras sebab seperti sedang
nemukul-mukul tubuh. Sebagai pamungkas, gerakan shaking
seperti menggetar-getarkan kulit dan otot menjadi favorit
perempuan didepanku. Namanya Nastiti Arum Sari.
Otot paha, otot gluteus, pinggang, punggung, leher,
tangan, jemari, dada, perut, kepala dan wajah, semua tak
luput dari pijatanku. Terakhir telapak kaki untuk aku lakukan
refleksi menjadi bagian paling menyakitkan baginya. Akupun
melakukannya dengan memindah tubuh rampingnya ke sofa
merah marun samping tempat tidur.
“Gimana studimu, Nas? Sampai mana sekarang? Beres?”
Mata kami bersitatap.
“Beres, Gal. Kan, pake joki, jadi tinggal bayar lalu tunggu
joki yang atur semua. Terima beres saja aku mah. Capek kalo
harus banyak mikir.”
“Bener. Ijazah, kan bisa dibeli, ya. Asal ada duit, kita bisa
kejar ketertinggalan kita.”
“Gal. Pengen pipis. Duh sakit banget kalo bagian telapak
kaki. Pelan-pelan, yah!”
“Banyak yang gak beres kayaknya tubuhmu,” godaku,
“jarang ditreatment, sih. Makanya Nas, minimal sebulan
sekalilah lakuin massage. Pekerjaanmu, kan cukup menyita
216 THAGA
GALGARA