Page 229 - THAGA 2024
P. 229
Chiabata atau olive bread with cream cheese, roti yang
lembut dengan cream cheese yang buttery menjadi hidangan
complimentary for free.
Teringat kenapa dalam resto fine dining selalu mendapat
roti gratis menjadikan aku teringat akan teori konspirasi.
Informasi dari beberapa pakar di bidang kesehatan mengatakan
bahwa jika kita mengkonsumsi roti sebelum makan steak
itu akan meningkatkan kadar glukosa yang pada akhirnya
akan membuat seseorang lapar. Hal tersebut bertujuan akan
membuat seseorang akan memesan hidangan lebih banyak.
Namun, ada juga yang sebaliknya di mana setelah menyantap
roti malah menjadi kenyang dan ogah-ogahan memesan
banyak makanan.
Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa makan roti
gratis kadang berbahaya karena bisajadi roti tersebut bekas
pelanggan sebelumnya yang tidak dikonsumsi.
Hidangan appetizer segera datang. Nastiti memilih menu
home cured salmon carpaccio yang terdiri dari raw salmon,
saus caesar dan selada aragula, sedangkan aku memilih bone
marrow sebagai starter dengan dipping sauce yang menambah
gurih.
“Gal, kayaknya itu enak. Boleh icip, gak?” Sorot matanya
penuh harap.
“Yaudah ... sini piringnya!” Saat Nastiti berkata begitu,
artinya dia gak cocok sama menunya. Padahal bagiku ini menu
cukup fresh. Hanya saja aku tau selada ara gulanya gak semua
lidah bisa menerima. “Kalo makan Bone marrownya pelan-
pelan, Nas!”
Kami lewati sup karena memang tidak ada, jadi langsung
masuk ke menu utama. Selera Nastiti tak berubah, wagyu
THAGA 221
GALGARA