Page 231 - THAGA 2024
P. 231
akhirnya begitu lagi. Kalo gak buat muasin nafsu ya cuman buat
numpang hidup doang.” Matanya berkaca. Gadis ini hatinya
halus.
“Pasti ada, Nas. Masih banyak orang baik yang bakal mau
sama kamu. Menurutku, kamu harus buka diri lagi untuk yang
lain. Seandainya nanti hatimu patah lagi dalam mencoba, masih
ada aku di sini. Lagian kalo gak nyoba kamu gak akan pernah
tau.”
“Kalo gagal lagi? Sakit ati tau gak sih Gal. Aku sudah
lelah ikut pola yang begitu-begitu terus. Aku ragu sendiri soal
masa depanku. Kemaren bundaku juga tanya soal aku. Bunda
berharap aku gak seperti Kakakku yang sampai usia empat
puluhan belum juga dapet pasangan. Kakakku pendiam, sulit
banget terbuka. Tapi yang malah jadi beban buat cepet-cepet
nikah aku, Gal. Ribet banget, kan, ya, jadi aku?”
“I don’t know but apa salahnya dicoba, kan, Nas? Toh kalo
gagal masih ada aku.”
“Entahlah Gal. Kenapa kamu bisa seikhlas ini, sih, Gal?
Selama ini cuman kamu.”
“Mungkin karena aku sudah terlatih patah hati dan sudah
sering kehilangan.”
Malam itu percakapan kami terus mengalir. Hidangan
penutup kami sepakat memilih grandma’s tiramisu. Kesemuanya
Nastiti pasangkan dengan juice. Malam itu kami sepakat untuk
tetap terjaga dengan tidak mengkonsumsi alkohol. Yuzu lemon
yang segar dan tak terlalu manis menjadi pilihannya, sedangkan
aku memilih es teh susu. Ya, teh dan susu merupakan minuman
favorit kami berdua yang punya arti setia.
“Masih suka susu, Gal? Seleramu gak berubah, ya? Kukira
sudah nemuin yang baru.”
THAGA 223
GALGARA