Page 225 - THAGA 2024
P. 225
tenaga dan pikiran. Itu juga akan berpengaruh ke tubuhmu,
Nas.”
“Kamu, sih, Gal jauh. Coba deket, kan, bisa tiap waktu aku
massage sama kamu.”
“Gak harus sama aku kali, Nas. Banyak, kan, tempat
massage dan spa. Kayak gak ada saja di tempatmu sana. Atau
mau aku yang pesenin kayak biasanya.”
“Gak mau, Gal. Aku sama kamu aja, tanganmu beda
soalnya. Aku gak biasa dijamah sama tangan-tangan yang
lain.” Bibirnya mendesis dengan mata jerih kala aku menekan
titik refleksi di telapak kakinya. “Abis ini mandiin, ya. Terus kita
ke steak house.”
“Ogah. Mandi sendiri napa, udah gede juga. Kalo aku yang
mandiin nanti acara mandinya jadi makin panjang waktunya.
Yakin bukan cuman mandi, pasti ada giat lain.”
Si A’war sudah gregetan dibuatnya. Kenapa sih gak diambil
kesempatannya.
“Emang kamu gak kangen sama aku, Gal?” Bibirnya
mengerucut.
“Kamu sendiri yang bilang katanya mau buka hati buat yang
lain, kan, Nas?”
Pandangan sinisnya terpancang padaku. Kami pun
bersitatap dengan arti ke dalam matanya yang tak terbaca.
Air mukanya berubah menjadi dingin. “Aku gak bisa, Gal. Gak
semudah itu. Aku tersiksa dengan semua ini. Mungkin karena
aku sudah terbiasa sama kamu. Aku ngerasa ada yang kosong
tanpa adanya kamu.” Setitik bening menggenang disudut
matanya. “Aku kangen kamu, Gal. Aku rindu sosokmu yang
bisa buat aku ketawa. Sama kamu aku bisajadi diriku sendiri.
Hatiku hampa, Gal.”
THAGA 217
GALGARA