Page 24 - THAGA 2024
P. 24
“Di sini saja?” Aku menatapnya, lalu lanjut bertanya,”nggak
keberatan, kan?”
“Oh iya. Gak perlu pasang seat belt berarti.” Senyumnya
terkembang lagi. “Nyaman, kok, Kak.”
“Kapan pun kamu siap, Rin.” sambutku sembari menekan
tombol start engine. Suara halus mesin kendaraan menemani
pembicaraan kami.
“Awalnya teman kenal dari dating aps Kak,” suaranya
terdengar sedikit dramatis.
“Rubah cokelat? Kupu-kupu merah?” Aku menyela.
“Seingat Rina api merah, atau lebah kuning, ya. Rina install
beberapa soalnya. Ih lupa, Kak.” Tangannya mengetuk kepala.
“Gak papa. Boleh tau tujuannya?”
“Ngarepnya dapat pasangan, sih, Kak.” Mimiknya kikuk.
“Oke,” jawabku singkat sambil berpikir motifnya.
“Ehm. Dia masuknya halus banget loh, Kak. Cowok baik
di mata Rina. Awalnya, apa-apa dikabari, ditraktir, dikirimin
makanan, diingatkan ibadah, bahkan gak pernah ada
percakapan menjurus. Sopan banget. Beda sama yang belum
apa-apa sudah ngajak staycation.” Pipinya memerah, tubuhnya
menggigil.
Aku memperhatikan gesture tubuhnya merapat seperti
menahan suhu udara. “Dingin, Rin? Saya kurangi ac-nya, ya?”
“Its oke, Kak. Rina cuman syok saja kalo inget dia. Kok bisa
sejahat dan setega itu.”
“Boleh tau, sudah sejauh apa kalian?” Aku terdiam, menjeda
tiga detik, “pernah bertemu?”
Dia menggeleng, “Semua hanya lewat chat, Kak. Paling
jauh vcall. Pernah Rina ajak ketemu, tapi susah. Selalu aja
alasan sibuk.”
“Sudah kenal berapa lama?” tanyaku menyelidik.
16 THAGA
GALGARA