Page 249 - THAGA 2024
P. 249
“Gak ada, kok. Bercanda doang.” Kuberanikan diri menatap
wajahnya. Tetap cantik seperti dulu. Bahkan cantiknya tak
lekang oleh waktu. Hanya saja kali ini wajahnya ditekuk karena
kesal. “Udahlah. Sampai kapan mau cemburu? Kamu lagi
dapet? Kamu gak percaya aku? Buktinya sudah berkali-kali aku
dapat kesempatan tapi gak pernah aku ambil, kan? Ayolah, apa
pun yang aku lakukan kamu bisa tau, bukan?”
Angin tiba-tiba berembus. “Yasudah aku percaya. Kamu
gak rindu aku, Gal? Kamu mau ke Bromo, kan? Jangan lupa
kunjungi rumahku, ya. Cukup kirim makanan di gerbangnya
saja. Aku kembali, aku percaya kamu sayang. Tapi awas saja
kalo macam-macam,” ancamnya seraya mencebik. Sosok dan
uaran aromanya langsung menghilang dari hadapan dan indra
penciumanku.
“Sialsepertinya mereka sekarang sudah mengenal Gofood,”
rutukku dalam hati.
“Permisi, Bapak. Bapak baik-baik saja?” Sesosok bayangan
hitam berubah menjadi seorang pria paruh baya dengan setelan
kemeja safari hitam. Mataku menyipit kala dia menegurku.
Aku pandangi dengan saksama dan dalam tempo sesingkat-
singkatnya ternyata dia petugas keamanan hotel. “Dari tadi
saya amati bapak berbicara sendiri.”
Mataku menatapnya datar, “Baik-baik saja, Pak. Hanya
saja sakit saya kambuh, jadi seperti berbicara sendiri,”
kilahku beralasan. Tak nyaman ditanya, aku beranjak bangkit.
“Terimakasih, Pak,” ucapku kala tangannya mengulur
membantuku berdiri.
“Jika Bapak butuh bantuan untuk ke klinik. Kami ada dokter
jaga, Pak.” ujarnya.
THAGA 241
GALGARA