Page 247 - THAGA 2024
P. 247

kuning  yang  berkibar  tertiup  angin.  “Kamu  akan  melanjutkan
              lagi yang satu ini?” Masih dengan nadanya yang diseret-seret.
                  Ah,  lagi-lagi  dia  selalu  bisa  menebak  benak  pikiran  dan
              sekelebat  batinku.  Sepertinya  aku  salah  ambil  perjanjian.
              Memang  orang  lemah  iman  sepertiku  bakal  menjadi  incaran
              kaumnya. Aku terduduk di lantai dan terpojok di dinding lorong.
                  “Kamu  sudah  berjanji  meninggalkan  dia,  bukan?  Demi
              aku  katamu?  Suaranya  parau.  “Aku  sudah  mengabulkan
              permintaanmu untuk menjadi kaya. Aku juga sudah memberimu
              kekuatan agar siapa pun yang kamu inginkan untuk bersamamu
              maka dia akan bersamamu. Aku tak meminta imbalan apa pun,
              kamu  juga  boleh  melakukan  dengan  siapa  saja  kecuali  dia.”
              Penuh penekanan di kata dia. “Hanya itu pintaku.”
                  Aku mendengus, “Gak manusia, gak kaum sebelah. Kalo
              udah  jenisnya perempuan pasti  ada  saja  yang  dicemburui.”
              batinku merutuki nasib.
                  “Aku  gak  cemburu,  Gal. Aku  cuman  menuntut  perjanjian
              kita. Aku gak mau hatimu disakiti lagi sama dia. Kamu masih
              ingatkan  bagaimana  dia  mencampakkanmu.”  Nada  suaranya
              bergetar penuh dendam. “Bisa-bisanya sekarang minta balikan
              lagi.” Suara sindennya semakin meninggi. “Nanti ujung-ujungnya
              pasti ayut-ayutan lagi.” Aku bergidik kala telapak tangan kanan
              lembutnya merangkum wajahku.
                  “Ah sial, aku lupa kalo dia bisa tau apa yang aku rasakan
              dan pikirkan. Mungkin karena kami punya ikatan batin. Tapi kalo
              ikatan  batin mengapa  hanya dia yang  seolah  bisa  membaca
              pikiran  dan betik hatiku. Sedangkan  aku sendiri  selalu  gagal
              mengerti apa yang dia inginkan,” batinku kembali bersenandika.
                  Si A’war terkekeh. “Gak kena sama manusia, kena sama
              yan lain malah.”



                                                              THAGA      239
                                                                GALGARA
   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252