Page 266 - THAGA 2024
P. 266
yang akan mereka lakukan. Otakku berputar, daripada meladeni
kekerasan, lebih baik aku memilih opsi merapal ajian welut
putih, di mana merupakan ajian agar aku tak terlihat.
“Sunmata ajiku welot putih. Telusar telusur godong sak
jagat. Keseksenan poro nabi poro wali,” rapalku sembari
mematikan lampu motor.
Luar biasa memang, ajian yang aku dapat dari seorang
kakek gundul yang ngakunya masih ada turunan dari kerajaan
Jenggala, ajiannya sanggup membuatku melenggang mulus tak
terlihat oleh mata keempat pemuda yang sudah menungguku di
mulut gerbang. Namun baru saja berbangga.
“Berhenti, Mas!” Seorang pemuda menggunakan kaos u
neck hitam mencegatku.
“Ah ternyata mereka juga punya ilmu.” Saat inilah aku harus
merapalkan aksara Jawa, Carakan atau Hanacaraka terbalik.
Jika aksara Jawa itu Ha Na Ca Ra Ka, Da Ta Sa Wa La, Pa
Dha Ja Ya Nya, Ma Ga Ba Tha Nga, maka kali aku rapalkan
terbalik menjadi Nga Tha Ba Ga Ma, Nya Ya Ja Dha Pa, La Wa
Sa Ta Da, Ka Ra Ca Na Ha. Tentunya dengan teknik khusus,
aku telah menguasai dan bisa merasakan khasiatnya.
Bagi masyarakat Jawa di masa lalu, mereka sangat meyakini
bahwa itu juga bisa menolak bala` dan gangguan dari makhluk
halus. Saat ini aku merapalkan adalah untuk menolak bala.
Makanya ilmu ini bisa disebut sebagai ilmu sepuh pamungkas
dari ilmu ajian Waringin Sungsang. Kenapa disebut Waringin
Sungsang? Karena untuk bisa meraih tujuan kita harus melalui
jalan atau proses kebalikannya.
Contoh, seseorang tidak akan pernah menemukan surga
atau kebahagiaan tanpa melalui berkasnya hingga ke neraka
atau ujian hidup. Jika kamu ingin kesetiaan seorang pasangan,
258 THAGA
GALGARA