Page 274 - THAGA 2024
P. 274
Setelah melewati kebun raya yang dijuluki Hortus Ilkim
Kering Purwodadi di jalan Surabaya Malang KM 65. Aku
menepikan kendaraan, untuk mengambil haluan kiri di pertigaan
untuk belok menuju arah Bromo via Nongkojajar. Jalur yang
masuk wilayah Pasuruan ini bisa diakses dari Surabaya atau
pun Malang. Jarak yang aku tempuh kurang lebih 28 kilometer
dengan waktu tempuh sekitar 2 hingga 3 jam perjalanan.
Aku memilih jalur ini sebab, selain jarak Pasuruan ke
Bromo yang relatif lebih dekat, kami akan dimanjakan dengan
hamparan kebun buah dan sayuran. Tapi sayangnya ini malam
hari. Jalur ini juga lebih aman dari begal dan paling dekat ke
Bukit Pananjakan. Rute yang akan kami lalui dimulai dari wilayah
Purwodadi, Puwosari, Nongkojajar, Tosari, Wonokitri yang jadi
desa terakhir lalu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau
TNBTS dan terakhir bukit Pananjakan Bromo sebelum eksplore
kaldera Bromo.
Ya kami akan melihat sunrise yang akan memulai hari
baru dari Pananjakan sana. Semoga hubungan kami juga bisa
dimulai lagi seperti membuka lembaran cerita baru.
Jalan menuju Nongkojajar ini begitu mulus, lurus dan
terkadang ada belokan tajam. Berkelok naik turun tapi tidak
terlalu ekstrim. Memasuki wilayah Tutur yang termasuk wilayah
yang terkenal penghasil durian lokal, biasanya akan banyak
lapak penjual durian dadakan di pinggir jalan jika masuk musim
durian.
Jalanan mulai sempit, kontur jalanan mulai menanjak dan
berkelok khas pegunungan. Kiri kanan masih banyak rumah
penduduk dan juga kutemui ladang-ladang berundak khas
perkebunan dari berbagai komoditas. Mulai dari buah-buahan
maupun sayuran seperti apel, jeruk, buah naga, stroberi,
266 THAGA
GALGARA