Page 278 - THAGA 2024
P. 278
“Gal, terimakasih, ya.” Senyumnya melebar tipis penuh
ketulusan kala mengucapkan.
“Untuk apa, Nas?” Aku yang masih berharap kami bisa
kembali bersama cukup deg-degan dibuatnya. Mataku membola
dan runguku kupertajam kala menanti jawabannya.
“Terimakasih sudah ajak aku ke sini dan terimakasih atas
semuanya selama ini.” Matanya menatapku lurus tak berkedip.
“Aku seperti alami dejavu, aku kayak ngerasain lagi waktu-
waktu berdua sama kamu waktu jaman kuliah dulu.” Matanya
seperti menahan sebuah genangan.
Entah kenapa semua ini membuat hatiku jerih. “Jangan
tinggalin aku lagi, Nas!”
Mungkin kami berdua masih trauma. Di mana trauma
adalah kondisi yang terjadi akibat dari peristiwa buruk yang
menimpa diri seseorang. Saat mengalaminya, seseorang yang
mengalami trauma tersebut mungkin akan tersiksa dengan
emosi, ingatan, dan kecemasan yang mengingatkan kepada
peristiwa tersebut.
Karena menurut opini psikologi yang pernah aku baca,
tanda-tanda belum sembuh dari trauma yang pertama adalah
sangat takut kehilangan, di mana proses perkembangan akan
terjejas jika terlalu bimbang akan masa depan sendiri. Keyakinan
diri semakin kurang untuk melakukan perkara apa pun.
Kedua, disregulasi emosi di mana individu dengan trauma
yang belum pulih sering mengalami kesulitan dalam mengawal
emosinya. Mereka mungkin memiliki reaksi emosional yang
kuat seperti sering marah, cemas, sedih atau takut.
Ketiga, sukar untuk menerima perubahan positif, di mana
jika seseorang itu memiliki trauma yang belum sembuh, mereka
akan sulit menerima perubahan positif dalam hidupnya. Mereka
270 THAGA
GALGARA