Page 280 - THAGA 2024
P. 280
dingin terasa bagai menusuki kulit hingga tulang.
Aku tak menjawab. Aku sudah hapal jika dia memanggil
tanda memandangku itu berarti dia akan mengutarakan sesuatu
yang tidak enak. Terakhir hal itu mematahkan hatiku kala terjadi.
Lebih baik aku diam dalam lipatan perenungan.
“Kamu sayang, aku, kan? Katanya orang yang beneran
sayang itu orang yang bisa merelakan orang yang disayang
bahagia.” Kalimatnya menyiratkan sesuatu yang akan
membuat hatiku yang terkoyak menjadi hancur. Memadamkan
harapan yang sudah redup. Memusnahkan impian yang sudah
terbangun.
“Kamu sudah melakukan yang terbaik sejauh ini, Gal. Dan
hari ini kamu sudah memenuhi semua janjimu. Janji terakhirmu
adalah membawa aku ke Bromo. Gunung yang nantinya akan
menjadi kenangan kita seumur hidup.” Matanya masih lurus ke
depan seolah enggan menatapku. “Semua yang kita lakukan
ada sebab akibatnya, Gal. Dan semua takdir yang tertulis
memang jalan yang terbaik untuk kita.”
Perasaanku sudah semakin tidak enak. Jika di hadapanku
makanan, mungkin sudah tak lagi berselera. Jika sekarang
yang aku rasakan adalah kebelet berak.
“Gal, boleh tau kenapa kamu ninggalin aku? Saat itu?
Sampai sekarang tinggal itu jawaban yang belum aku dapatkan
dari kamu. Tolong genapi semua ini dengan jawaban atas
pertanyaan itu, Gal.”
“Sialan. Aku teringat jika selama ini memang aku
yang meninggalkannya. Dia meninggalkanku karena aku
meninggalkannya lebih dulu. Baiklah aku mengaku salah.
Mungkin ini kesempatan memperbaiki semua,” betikku dalam
hati.
272 THAGA
GALGARA