Page 275 - THAGA 2024
P. 275
durian, kentang, paprika, bunga krisan dan lain sebagainya.
Andai siang hari, mungkin Nastiti akan coba untuk mengajak
turun sejenak dan beli langsung dari para petani buah stroberi
kegemarannya.
Sejak 10 menit perjalanan, aku rasa ada dua motor yang
seperti mengikutiku. Saat laju motorku aku turunkan, dia ikut
menurunkan. Saat laju aku percepat, mereka ikut mempercepat.
Sebentar lagi area hutan yang jarang ada pemukiman penduduk.
“Nas, lepas helmmu!” ajakku padanya lalu melepas juga
helm yang aku kenakan. Akujuga menyalakan lampu sein kanan
dan berkendara agak cepat di tengah jalan. Itu cara memberi
tau begal jika kami orang yang paham pekerjaan mereka.
Tak selang berapa lama dua motor di belakangku telah
hilang dari kaca spion. “Udah pake lagi, Nas!” perintahku
padanya, yang langsung dilakukan tanpa banyak tanya.
Aku terus mengendara dengan kecepatan berbahaya
hingga sampai pada gapura bertuliskan Selamat Datang di
Nongkojajar.
Tiba di Nongkojajar kami masih harus terus melanjutkan
perjalanan menuju Tosari, di sini kami mengisi bahan bakar.
Di wilayah Tosari ini banyak terdapat berbagai jenis hotel
yang direkomendasikan apabila akan menuju ke Bromo. Aku
meneruskan perjalanan hingga masuk kawasan ticketing
masuk TNBTS. Disini juga aku mulai membangunkan Nastiti
untuk membeli beannie, syal, dan sarung tangan.
“Ini masuk daerah mana, Gal, kok, rame benar malam-
malam begini?” Matanya yang masih redup mulai terang kala
menatap banyaknya orang yang sedang antri entri tiket masuk
kawasan TNBTS. “Masih setengah empat, ya?” Dia melirik
Apple watch merah jambon di tangan kanannya.
THAGA 267
GALGARA