Page 347 - THAGA 2024
P. 347

“Aku  ngerasa  apa  aku  pantas,  ya,  dicintai  dengan  tulus,
              sebab  beberapa  laki-laki  setelahnya  pun  sama.  Gak  homo
              tapi  playing victim  dan  selalu  meninggi  soal  uang,  kerjaan
              dan lainnya. Ya kadang gak sesuai sama kenyataannya. Aku
              bingung  aja  padahal  aku  gak  pernah  bahas  finansial  dan
              lainnya. Aku  cuma  jadi  pendengar  aja.  Tapi  lagi-lagi  ketemu
              sama  orang  yang  sama. Aku  sama  sekali  gak  masalah  soal
              finansial,  asalkan  pekerja  keras  sama  tanggung  jawab  aja
              itu udah cukup, tapi belakangan mereka yang kutemui selalu
              sama. Sedih, lah, Gal.”
                  Kembali aku meresponnya dengan anggukan. Sebenarnya
              aku males nyimak, tapi ini proses yang harus aku lewati demi
              menggapai tujuan terselubungku.
                  “Yang  buat  aku  lebih  khawatir  itu  aku  gampang  ilfeel,
              logikaku  terlalu  jalan  untuk  menganalisis.  Aku  khawatir  jadi
              terlalu  memilih,  aku  sempat  nangis  memaki  diriku  untuk
              meneken egoku, untuk sampingin ilfeelku terhadap beberapa
              hal.  Aku  nangis  karena  gak  sanggup  bertahan  sama  cowo
              toksik. Aku  khawatir  dengan  diriku  yang  begitu  logis  menilai
              seseorang secara karakter, sikapnya, ucapannya dan lainnya.”
                  “Kamu menangis?  Kayak lagunya  Rossa ciptaan Endah
              Ungu dong,” pikirku jahil.
                  “Aku  terlahir  dari  keluarga  broken  home  tapi  bapakku
              sudah tilem, sudah terbiasa di didik keras dan harus mandiri,
              beberapa cowo yang deket selalu bilang dinding kamu terlalu
              tebal, sulit ditembus, sedih banget dibilang gitu, aku juga butuh
              kasih sayang, aku sadar aku terlalu keras sama diriku sendiri.
              Cuma gak mau diliat lemah atau bergantung.”
                  “Nah, ini, nih.  Ada peluang.  Pointnya  dikebutuhan  kasih
              sayang. Tenang  aku sudah terlatih untuk memberikan kasih
              sayang, datanglah padaku .” Otakku menghasut.

                                                              THAGA      339
                                                                GALGARA
   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352