Page 431 - THAGA 2024
P. 431

juga mau terpejam. Seolah ada ratusan kunang-kunang yang
              mengerubungi otakku.
                  Pintu  terdengar  diketuk  dua  kali  dan  setelahnya  Nastiti
              terlihat masuk ke dalam kamarku dengan membawa segelas
              susu yang masih mengepulkan asap.
                  “Minum, Gal, gak bisa tidur pasti.” Tangannya meletakkan
              gelas  di  meja  sebelah  kasur  dan  tubuhnya  didudukkan  di
              pinggiran  kasur.  “Maaf,  ya,  tadi  ngambek.  Padahal  aku  dulu
              sudah janji gak bakal ikut campur urusanmu sama Ester. Aku
              pijitin, ya.” Tangannya meremas betisku. “Tapi kamu sudah janji
              bakal  izin  aku,  kan,  Gal,  kalau  mau  ketemu  sama  dia.  Nanti
              efeknya ke kamu sendiri seperti sekarang,” sambungnya lagi.
                  Kutatap wajahnya lekat-lekat yang masih keruh. “Iya, iya,
              maaf. Aku salah.” Aku memilih mengalah. “Memang lebih baik
              minta maaf daripada  minta ijin,”  batinku.  Kutatap  lagi  wajah
              Nastiti yang kini masih menyiratkan jejak kecewa. Entah sudah
              berapa kali aku membuat hati gadis ini tercabik. Yang aku tau,
              sesakit  apa  pun  hatinya  karena  kelakuan  burukku,  dia  tetap
              sabar membersamaiku.
                  “Yaudah,  Gal,  diminum  dulu  susunya  mumpung  hangat.”
              Tangannya  menyorongkan  segelas  susu.  “Gak  usah  mandi,
              udah malam, pagi aja mandinya.”
                  Mendapat  empati  darinya  harusnya  aku  sadar,  “Nas,
              terimakasih ya, sudah jadi rumah buat aku. Ambisi yang bikin
              aku  begini.  “Kamu  sudah  baik  begini  tapi  kenapa  aku  masih
              belum siap untuk hidup bersamamu, ya, Nas?”
                  Bibirnya mengulaskan senyum, “Yang menikahkan manusia
              itu Tuhan, Gal. Kita gak pernah tau dengan siapa, kapan dan
              bagaimana pernikahan itu akan terjadi.”
                  “Maafya, Nas. Aku sudah gak baik buat kamu. Kenapa, sih,
              kamu masih mau sama aku? Kamu, kan, tau aku berantakan

                                                              THAGA      423
                                                                GALGARA
   426   427   428   429   430   431   432   433   434   435   436