Page 483 - THAGA 2024
P. 483
“Terus kalo peniti, gunting, bawang putih sama gelang
bangle, Kak?” tanya Selin.
“Sebenernya peniti sama gunting itu gak ada efek apa-apa
bagi ibu hamil. Jin masih tetap bisa gangguin. Tapi kepercayaan
orang Jawa, peniti sama gunting itu bisa melindungi dari
Kuntilanak. Makanya disarankan dibawa terus sama ibu hamil.
Nah, kalo bawang putih sama gelang bangle ini yang bisa bikin
bangsa jin gak mau dekat-dekat. Soalnya baunya gak enak
buat mereka,” uraiku setelahnya menyesap cokelat.
“Owalah gitu, ya, Kak. Baru paham aku selama ini disuruh
Kak Gal tapi gak tau apa fungsinya,” respon Selin yang termasuk
awam tentang hal seperti itu.
“Oiya, Kak Gal. Pendampingan pasien atas nama Ester
Hana di Depok ini apa jadi diberangkatkan? Kalo jadi saya
booking bis Sinar Jaya buat besok,” ucap Davina.
Aku menyalakan otak sejenak, mempertimbangkan
dan menatap Nastiti yang sibuk mengudang bayi gembil
dipangkuannya. Dia sudah pantas menjadi seorang ibu.
“Biar aku saja yang berangkat, Dav. Kamu siapkan saja
Sinar Jaya yang berangkat jam empat sore. Biar dapat yang
double decker buat istirahat. Siapin juga perlengkapan
persalinan darurat dan bayinya,” titahku.
“Namanya kok kayak seseorang, Gal?” tanya Nastiti yang
tampak menyimak. “Kamu besok berangkat lagi berarti? Jangan
lupa, nanti abis Maghrib katamu ada agenda ketemu temen-
temenmu di Surabaya, loh,” ujarnya mengingatkan.
“Oiyah.” Aku menatap jam dinding minimalis yang sudah
menunjukkan angka 16:55. “Kalo gitu mandi di sini saja, Nas.
Abis itu kita berangkat.”
Nastiti yang mendengarku segera menyerahkan tugas
menggendong debayi pada Selin. Setelahnya, Nastiti segera
THAGA 475
GALGARA