Page 480 - THAGA 2024
P. 480
“Ada, Kak. Nah, itu yang mau kami tanyakan ke kakak,
siapa yang berangkat? Ini riwayatnya, Kak,” jawab Davina
seraya menyodorkan data klien.
Aku segera menerima dan membuka lembarannya. Untuk
kedua kalinya pada hari ini aku tercengang. “Namanya Ester
Hana? Pasangan lari? HPL tiga hari lagi ini?”
“Iya, Kak. Kemaren infonya begitu. Makanya kami
bilang urgent. Kalau jadi diaccept pemberangkatan untuk
pendampingan, siapayang berangkat?”
Ketukan suara langkah kaki dua orang terdengar
bersahutan kala Selin bersama seorang pasien berbadan dua
naik lantai atas. Jantungku berdegup kala menebak apa benar
dia Rina yang aku kenal setahun lalu. Aku meninggalkan dia
tanpa pamit kala dia menggantungkan harapan dan menitipkan
hatinya padaku.
“Ini, Kak Gal. Namanya Rina.” Selin mempersilahkan Rina
duduk di sofa.
Aku yang melihatnya dan mengenalinya langsung berdiri,
lalu berjalan mendekat sambil mengamati lekuk parasnya dan
perutnya yang tumbuh dibalut daster kembang kuning. “Rin,
bagaimana kabarmu? Sehat , kan?” sapaku mengawali temu.
Ya, aku sudah pastikan jika dia adalah Rina yang kukenal.
Memori yang belum genap satu tahun lalu, kembali berkelindan
di pikiranku.
“Baik, Kak Gal. Sehat, Kak. Kak Gal apa kabar? Lama gak
jumpa,” balas sapaan Rina dengan wajah yang rautnya tak
terbaca, tapi tersirat nyala dendam di matanya.
“Sehat, Rin. Alhamdullilah. Sudah tujuh bulan, ya? Kamu
ikuti arahan mbak Selin sama mbak Davina, ya. Nanti ada
program-program yang harus kamu ikuti, mulai cek up rutin,
472 THAGA
GALGARA