Page 476 - THAGA 2024
P. 476
“Yasudah, Mbak. Ini saya beli,” putusku sembari
menyerahkan selembar uang 50 ribu. “Kembaliannya disimpan
saja, Mbak.”
“Terimakasih banyak, ya, Mas. Tapi ini bukan hak saya,
kembaliannya mohon diambil kembali. Semoga berkah dan
dilancarkan rezekinya,” do’a mbak mbak the Nuruls dengan
senyuman manis yang tulus seraya membungkus cincin pada
kotak plastik kecil.
Aku segera menerima dan kembali membuka kotak plastik
berisi cincin pilihan Nastiti. Tangan kiriku segera menarik tangan
kiri Nastiti. Sedang tangan kananku mencanting cincin dan
melingkarkan ke jari manis Nastiti. “Nas, kamu tau, kan, kalo
cincin ini aku taruh di jari manismu yang sebelah kiri artinya
apa?”
“Tau, Gal. Terimakasih, ya. Menurutmu cocok, gak, Gal?
Cantik, gak?” tanya Nastiti seraya menatap lekat cincin yang
kini melingkari jemari manis di tangan kirinya.
“Kamu diberi anugerah kecantikan yang levelnya di atas
rata-rata, Nas. Jadi apa pun yang kamu kenakan, meski
harganya murah pun kalo kamu yang pake, jadi terlihat mahal
dan bagus,” pujiku yang memang merasa Nastiti gak butuh
dipermak untuk tetap terlihat cantik, sebab dasar diciptakan dia
memang sudah cantik adanya.
“Gombal, Gal. Tapi terimakasih, ya sudah baik begini ke
aku.” Tubuhnya merengkuh tubuhku untuk dipeluknya. Masih di
dalam lapak, dan diperhatikan oleh mbak mbak the Nuruls yang
tampak ikut salah tingkah melihat tingkah Nastiti.
Sedang asik-asiknya menikmati momen bahagia dalam
hidup. Gawaiku berdering tanda ada panggilan masuk. Tak perlu
kuangkat dulu, tetapi aku membaca notif yang bertumpuk dari
468 THAGA
GALGARA