Page 477 - THAGA 2024
P. 477
Selin dan Davina. “Kak, ke rumah singgah ya. Ada pasien yang
katanya kenal sama kakak. Sama ini ada pasien di Depok yang
butuh pertolongan. Hari ini mau sudah kram-kram perutnya.
Perkiraan HPL besok. Gak ada yang bantuin di RS katanya.”
Aku yang membaca, bergegas menyampaikan ke Nastiti.
Beruntung Nastiti selalu support pekerjaanku dan mau
mengalah meski harusnya waktuku kali ini untuknya.
“Yasudah, Gal. Kamu harus bertanggung jawab, kan, untuk
lembagamu. Aku sudah kamu kasih hadiah begini saja sudah
seneng, kok, Gal.”
“Terimakasih, ya, Nas. Sudah ngertiin aku. Yaudah ikut
sekalian ke rumah singgah, ya. Davina sama Selin pasti seneng
kalo kamu mampir.”
“Kalo gitu beliin mereka susu sama cemilan, Gal. Sekalian
buat para ibu hamil. Beli di kedai susu Nandhi di Jalan
Diponegoro saja, sekalian makan siang dulu.”
“Oke. Ayok!” ajakku pada Nastiti untuk berpindah.
Hanya butuh waktu tempuh 10 menit untuk sampai di
rumah susu Diponegoro KUD Batu. Tempatnya tepat di sebelah
restoran Pizza Hut kota Batu.
Sembari menunggu pesanan, Nastiti sibuk membeli 10
botol susu sapi original kemasan 1 liter dan cemilan seperti
kue balok, bolen bandung, pia mangkok, dan brownies susu.
Keseluruhannya dibayar tunai meski disediakan aplikasi Qris.
Setelah membayar semua belanjaan, Nastiti kembali bergabung
bersamaku duduk di meja sempit pojok menghadap jalan. Di
sini kedai soto daging menjadi satu dengan KUD.
“Ini, Nas.” Aku menyodorkan semangkok soto daging yang
asapnya masih terkepul. Dalam satu mangkuk ada aneka
ragam bahan makanan seperti nasi putih yang agak pulen,
THAGA 469
GALGARA