Page 508 - THAGA 2024
P. 508
“Ester, kamu di sini dulu, ya. Aku ambilkan perlengkapan
dulu. Kamu dekap bayimu biar gak kedinginan,” pintaku dengan
ekspresi setenang mungkin.
Bergegas aku menuju bis dan meminta kondektur untuk
membuka bagasi, dan minta waktu karena istriku sedang
sakit perut. Beruntung saat ini kondektur mengatakan jika
pemberangkatan akan sedikit molor karena ada pergantian
roda bis. Segera saja kuambil tas yang sudah Selin siapkan.
Tas yang berisi perlengkapan bayi dan persalinan darurat. Kami
sudah berpengalaman di bidang ini. Kami yakin jika bayi selalu
dilindungi. Apalagi bayi KTD, takdir mereka sejak di dalam
kandungan sudah ajaib.
“Minum dulu Ester.” Aku menyorongkan air untuk
diminumnya. Satu botol air mineral dalam kemasan tanggung
langsung tandas membasahi kerongkongannya.
“Gal, aku harus bagaimana? Aku gak mau ke rumah sakit,”
tanyanya tanpa raut kesakitan. Benar apa yang tertulis di
kitab, jika perempuan KTD jika bersalin itu rasa sakitnya tidak
diturunkan.
“Kita kerjakan saja dulu. Kamu sudah melakukan persalinan
spontan. Aku gak pengen ada keributan di sini. Kamu ikuti
instruksiku, ya,” seruku padanya yang langsung dijawab dengan
anggukan.
Aku biarkan air pada bak air tumpah mengalir untuk
meluruhkan darah Ester yang tergenang di atas lantai.
Selanjutnya aku aku sarungkan handscoon putih pada kedua
telapak tanganku. Bagaimanapun aku harus berusaha sesteril
mungkin dalam melakukan tindakan yang bukan bidangku.
“Pegang bayimu, biar aku keringkan,” tanganku cekatan
mengeringkan tubuh bayi yang menangis dengan handuk
lembut.
500 THAGA
GALGARA