Page 506 - THAGA 2024
P. 506
Kecepatan bis berkurang kala memasuki rest area.
Semua penumpang menyemut turun dari bis lalu berbaris
antri mengambil jatah makannya masing-masing. Ruang
makannya begitu luas dan nyaman. Segera kuberi kesempatan
Ester untuk duduk saja, biar aku yang ambilkan jatah santap
malamnya. Sambil antri, kulihat Ester dari jauh, ada berapa
kali lelaki sedang mendekati dan tampak berbicara dengannya.
Ester selalu begitu jika dibiarkan sendiri. Selalu saja ada yang
mendekati.
“Siapa tadi, Ester? Tetep ya masih banyak yang deketin
kalo ditinggal sendiri.” Aku meletakkan semangkok nasi rawon
dan teh hangat pada Ester.
“Biasa, Gal. Tadi yang pertama kayaknya kondektur bis,
deh. Soalnya tanya kenapa aku nangis. Kedua gak tau orang
mana tiba-tiba tanya, kok, sendirian, suaminya mana?”
“Terus kamu jawab apa?” tanyaku penasaran. Biasanya
mereka yang deketin Ester langsung minta kontak WAnya.
Dasar Ester kelewat humble, malah dikasihnya.
“Ya aku nunjukin kamu tadi, Gal. Lalu orangnya minta maaf
terus pergi.” Sambil menutup tubuh depannya dengan strip
white chunky cardigannya.
“Yaudah maem duluan, gih. Aku ambil bagianku. Antri
panjang soalnya.”
Kepalanya menggeleng. Kalo sudah begini artinya dia
mintanya makan ditemenin, disuapin. Segera aku berjalan
kembali ke antrian untuk mengambil jatah makanku. Setelah
itu, kembali ke meja persegi yang lebar. Belum ada setengah
jalan menghabiskan makan, Ester minta aku mengantarnya ke
toilet.
“Gal, perutku, kok, kerasa mules banget, ya? Anterin aku ke
toilet dong.” Ester mendadak berdiri seraya menekan samping
498 THAGA
GALGARA