Page 509 - THAGA 2024
P. 509
Kulihat janinnya tunggal, artinya tidak ada kembaran dalam
persalinan Ester. Lengkingan bayi Ester menyiratkan rasa haru
bahagia meski adrenalinku terpacu untuk segera menyelesaikan
urusan ini. Memang harusnya aku mencari paramedis guna
memastikan keselamatan Ester dan bayinya. Namun, dalam
kondisi darurat seperti ini, semua harus dikerjakan sendiri.
“Ester, ini aku mau mutusin tali pusar bayimu dari plasenta.
Pegangin bayimu bener, ya,” pintaku seraya mengambil klem
penjepit dan gunting tali pusat yang sudah disteril sebelumnya.
Berikutnya aku balut tali pusar bayi dengan kasa steril.
Selanjutnya, aku lakukan IMD alias inisiasi menyusui
dini untuk bayinya. “Kamu susuin bayimu, Ester,” perintahku
sembari meletakkan bayi pada dada Ester. Padahal seharusnya
saat IMD itu plasenta belum keluar.
Plasenta Ester utuh tandanya baik. Segera aku bungkus
plasenta pada plastik klip besar lalu aku dobel. Tentu gak ada
waktu untuk membersihkan plasenta. Aku harus mengejar
waktu sebelum dijemput oleh kondektur bis. Selanjutnya aku
bersihkan tubuh Ester yang terciprat darah.
“Kamu mau pipis gak? Kalo enggak aku bersihkan, setelah
itu kamu langsung pakai diaper,” titahku sembari mengusap
waslap pada tubuh Ester yang terbercak darah. Aku menyiram
sebagian tubuhnya dengan air dan mengelap titik keringat di
dahinya dengan tisu basah. Aroma besi sedikit menghilang dari
tubuh Ester.
Setelah Ester mengenakan diaper, pakaian yang dikenakan
aku ganti dengan daster dibalut cardigan. Selanjutnya aku
mengenakan bayi pakaian dan diaper new born sembari
melakukan cek pada anatominya. Puji Tuhan, semua normal
dan lengkap. Bedong terhampar, lalu kubungkus si bayi. Di
zaman ini, perlengkapan bayi serba minimalis dan sat set.
THAGA 501
GALGARA