Page 518 - THAGA 2024
P. 518
“Enggak gitu kejadiannya,” tampikku seraya mengelus
rambutnya lembut. “Udah gak usah dibahas. Panjang nanti.
Sekarang masuk, yuk. Kamu istirahat, aku buatkan sarapan.
Kamu belum sarapan, kan? Aku buatin Indomie goreng
kesukaanmu, ya?” bujukku seraya memapahnya masuk ke
dalam kamar.
“Gal, temenin aku dulu, ya. Jangan pergi dulu. Kamu sibuk
banget, ya, sampe jarang ke sini nemuin aku?” rengeknya.
“Iyah aku temenin, tapi kamu mandi dulu, ya, biar seger.
Sekalian aku buatin Indomie. Abis itu kamu harus maem.
Tunggu di sini. Aku gak lama, kok.”
Segera saja aku menuju lantai bawah, di dapur rumah
singgah, mencari tumpukan stok makanan darurat bagi para
bumil dan staf. Sembari memanaskan air untuk merebus mi,
aku mengetuk kamar Rina.
“Rin,” panggilku halus agar tak terdengar sampai lantai
atas. Dua kali ketukan. Pintu kamar Rina terbuka.
“Ya, Kak?” Tampak raut wajah Rina yang sedikit memerah.
“Rin, aku buatin mi goreng. Kamu mau pake telur mata
sapinya yang matang atau setengah matang?” tanyaku
memecah kecanggungan dan merayunya agar berdamai.
“Udah kenyang Rina, Kak,” jawabnya sembari membuka
pintu kamar lebih lebar.
Aku sempat melongok ke dalam. Lumayan rapi kamar
Rina. Aku yang jarang melakukan cek pada kamar-kamar
penampungan ibu hamil lainnya merasa cukup senang. Artinya
Selin dan Davina sudah mengerjakan tugasnya dengan baik.
“Tetep makan, ya, meski sedikit. Udah aku buatin soalnya.
Kalo gitu aku buatin yang matang saja, ya,” titahku seraya
memindahkan anak rambutnya yang sedikit terurai dari
bandananya. “Oiya. Maafin Ester, ya. Dia tipe psikopat. Kamu
510 THAGA
GALGARA