Page 520 - THAGA 2024
P. 520
“Yuk, Rin dimaem dulu!” Aku menghidangkan semangkok
mi dan segelas air mineral pada Rina yang sudah duduk di
meja makan rumah singgah.
Aku menyuapinya sebagai bentuk permintaan maaf karena
telah merasakan sakit atas kejadian dengan Ester tadi.
“Enak banget, loh, Kak, Indomienya. Kayak makan
di tempat warung kopi,” ujarnya memuji. Terlepas dari
profesinya, Rina paham cara menghargai orang yang sudah
berusaha menyiapkan dia makanan. Dengan cara memuji dan
menghabiskan masakan.
Setelah kenyang Rina segera bangkit membawa piring dan
gelas untuk dicuci. Dari lantai atas, terdengar suara guyuran
seseorang yang bisa dipastikan itu Ester yang sedang mandi.
Kutatap Rina dari belakang. Entah kenapa pagi ini dia
tampak berbeda. Aku pun segera menyusul dan memeluk
tubuhnya dari belakang. Tak lupa kupeluk dan mengangkat
perutnya yang sudah mengembang. Masih dengan tangan
yang berbusa kala mencuci piring, embusan napasku mengenai
leher belakangnya. Sembari menyingkap rambut yang menutupi
leher, cumbuan mesra pun mendarat di sana.
Rina menghentikan aktivitas mencucinya, lalu menahan
kedua tangannya di atas pinggiran sink. Kepalanya mendongak
ke atas dengan mata terpejam. Pemandangan dari belakang
sini sungguh luar biasa indah. Tak ingin menyia-nyiakan
kesempatan dan berpacu dengan waktu. Segera kusingkap
dasternya ke atas sebatas pinggang. Hingga tubuh kami
menyatu dan pikiran kami terbang ke awang-awang.
Harus kuakui bersetubuh dengan Rina memang agak lain.
Kenikmatanmya tiada banding. Semakin sering aku bersatu,
rasanya semakin rindu.
512 THAGA
GALGARA