Page 524 - THAGA 2024
P. 524
Bangunannya begitu ikonik dengan parkiran yang luas.
Dengan fasilitas lengkap seperti toilet yang banyak, tempat
ibadah, hingga pusat oleh-oleh. Ester sampai terkagum-kagum
ada restoran bebek sebesar ini.
“Rame banget, ya, Gal, pengunjungnya,” ucapnya seraya
menggandeng tanganku. Udara masih segar meski pengunjung
membeludak. Itulah kelebihan restoran ini yang punya langit-
langit tinggi.
Kami berjalan menuju meja kasir. Di kiri kanan kami banyak
meja makan yang sudah terisi pengunjung yang sedang
menikmati santap siang.
“Cara pesennya self service, ya, Gal,” ujar Ester kala kami
sedang mengantri.
Setelah memesan dua piring bebek bagian dada, es jeruk
dan kelapa muda, kami melanjutkan antri di meja pengambilan
makanan. Setelah menunggu sedikit lama karena banyaknya
antrian, aku membawa pesanan dengan nampan dan mengajak
Ester duduk di bangku depan yang saat ini ada live music.
Biasanya moment seperti ini karena ada acara.
“Do’a dulu, ya, Gal,” tangannya menggenggam punggung
tanganku lalu mata bulan sabitnya dipejamkan. Aku merindukan
saat dia memejamkan mata kala berdoa. Energi yang dia
pancarkan begitu positif. “Selamat makan, Sayang,” ucapnya.
Aku yang sudah hafal dengan yang dia mau saat makan,
segera mengambil lauk dan menguliti serta memisahkan daging
dari tulang. Dia selalu makan menggunakan sendok garpu
meski makanannya lebih enak makan langsung menggunakan
tangan.
Daging bebek yang digoreng krispi tetapi lembut di dalam
segera membuat lidah kami terbuai. Rasa gurih yang dipadukan
516 THAGA
GALGARA