Page 573 - THAGA 2024
P. 573
Belum juga Al mencerna segala serangan fajar dari dua
pesan panjang itu. Kini dia harus bersiap menerima kabar yang
lebih buruk.
“Selamat pagi, Pak Galang. Ini dokternya sudah datang.”
ucap perawat yang sedari tadi merawatku dengan sabar.
Selanjutnya perawat ramah tadi berbicara serius dengan dokter
yang terlihat begitu pintar.
“Selamat pagi, Pak Galang. Ada dua berita yang harus saya
sampaikan, Pak. Berita baik dan berita kurang baik. Saya awali
dari berita baik dulu, hasil screening HIV kemaren non reaktif.
Artinya bapak tidak terinfeksi HIV. Sedangkan berita kurang
baiknya adalah hasil ana tes bapak positif. Bapak teridentifikasi
mengidap autoimun SLE. Sakit ini tidak bisa sembuh tapi bisa
ditekan agar tidak kambuh. Sementara Bapak tidak boleh
beraktivitas berat, perbanyak istirahat dan usahakan tidak boleh
stres, agar autoimun SLE nya tidak kambuh,” papar dokter
spesialis penyakit dalam dengan wajah simetris yang tercanting
kacamata frame hitam tebal.
Setelahnya rombongan perawat dan dokter pergi, datang
dua orang lelaki dengan wajah tegap dan bongsor yang
menghampiri Al. “Kami dokumentasikan dulu untuk laporan
harian, Mas Gal. Mau diborgol tangan atau kakinya?”
“Silahkan, Pak. Tangan saja gak masalah,” ucap Al yang
tiap pukul 7 pagi, 1 siang dan 7 malam harus melakukan sesi
dokumentasi guna laporan petugas lapas yang menjaganya.
Setelahnya petugas penjaga itu memberi kesempatan Al untuk
istirahat.
Seorang perempuan yang tubuhnya dibalut Safa abaya
warna sage green serta Muezza cardigan banana dan jilbab
bergo cadar Yoora warna senada, menghampiri Al dengan
THAGA 565
GALGARA