Page 59 - THAGA 2024
P. 59
Baginya sendiri menulis merupakan caranya untuk melawan
sepi dan rindu akan seseorang yang entah siapa. Namun, kini
semua mulai terang, dia memiliki Inka yang berjanji akan jadi
partner hidupnya dalam suka maupun duka.
“Jadi kamu mulai menulis novel? Ini yang ke empat, bukan?”
Inka kini beranjak menuju pantri dan segera menuangkan teh
hijau tanpa gula kesukaan lelaki berkacamata itu, meski dia
seorang coffeholic.
“Cukup seduh sekali teh hijau tidak dengan air panas.
Teh hijau baiknya disajikan dingin.” Dia teringat pesan lelaki
pujaannya jika minum teh hijau secara rutin bisa menghilangkan
stres karena adanya kandungan polifenol yaitu tanine. Di
mana zat tersebut dapat meningkatkan hormon kenyamanan
serotonin dan hormon kesenangan dopamin.
“Bukan novel. Kamu tau, kan aku hanya mencorat-coret
buku dengan pensil untuk mengusir sepi.” Tembang lintang
wengi dari Ilux mengalun adem dari gawai andro satunya.
“Semacam diari. Aku masih penasaran sama novel pertama
sampai ketigamu. Di mana aku bisa dapatkan?” Inka teringat
coretan-coretan abstrak bagai tulisan resep dokter milik Al. Tapi
sekusut apa pun tulisannya, Inka bisa mengerti karena dia pun
sering membuat coretan ceker ayam. Dia tahu jika semakin
cerdas seseorang, semakin cepat ia berpikir, maka semakin
berantakan tulisannya.
Gadis pemilik model rambut blunt bob ini pun paham bahwa
Al menulis sebagai katarsis atas kegelisahannya. Katarsis
merupakan upaya untuk membersihkan diri dari perasaan
negatif, seperti kemarahan, dendam, atau luka batin yang
dipendam.
THAGA 51
GALGARA