Page 124 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 124

28 September  1966, Indonesia  kembali  aktif di  forum  Perserikatan Bangsa-
              Bangsa (PBB). Pada era Orde Lama, Indonesia pada 1 Januari 1965, keluar
              dari  lembaga  tersebut. Langkah berikutnya, Indonesia  bersama  Malaysia,
              Singapura, Thailand dan Filipina membentuk organisasi kerja sama regional
              ASEAN    (Association of  South East  Asian Nation) di  Bangkok 8 Agustus
              1967. Tujuan pembentukan ASEAN ini adalah untuk meningkatkan kerjasama
              regional khususnya di bidang ekonomi dan budaya.

              1.   Stabilisasi Politik dan Keamanan sebagai Dasar Pembangunan

                  Orde  Baru mencanangkan berbagai    konsep dan aktivitas  pembangunan
              nasional yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Langkah pertama
              melaksanakan pembangunan nasional      tersebut  adalah dengan membentuk
              Kabinet Pembangunan I pada 6 Juni 1968. Program Kabinet Pembangunan I
              dikenal dengan sebutan Pancakrida Kabinet Pembangunan, yang berisi:
                  1)  Menciptakan stabilitas  politik dan ekonomi  sebagai  syarat  mutlak
                      berhasilnya  pelaksanakan Rencana     Pembangunan    Lima   Tahun
                      (Repelita) dan Pemilihan Umum (Pemilu);

                  2)   Menyusun dan merencanakan Repelita;
                  3)   Melaksanakan Pemilu selambat-lambatnya pada Juli 1971;

                  4)   Mengembalikan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan
                      mengikis habis sisa-sisa G 30/S/PKI dan setiap bentuk  r o n g r o n g a n
                      penyelewengan, serta pengkhianatan terhadap Pancasila dan UUD 1945;
                      dan

                  5)  Melanjutkan penyempurnaan dan pembersihan secara       menyeluruh
                      aparatur negara baik di pusat maupun di daerah dari unsur-unsur
                      komunisme.

                  Dalam rangka menciptakan kondisi politik yang stabil dan kondusif bagi
              terlaksananya  amanah rakyat  melalui  TAP  MPRS  No.IX/MPRS/1966, yaitu
              melaksanakan pemilihan umum (Pemilu), pemerintah Orde Baru melakukan
              ‘pelemahan’ atau mengeliminasi kekuatan-kekuatan yang secara historis dinilai
              berpotensi mengganggu stabilitas dan merongrong kewibawaan pemerintah.
              Pelemahan itu dilakukan antara lain terhadap pendukung  Soekarno, kelompok
              Partai  Sosialis  Indonesia  (PSI), dan kelompok Islam  fundamentalis  (yang
              sering disebut kaum ekstrim kanan). Selain itu,  pemerintahan Soeharto juga
              menciptakan kekuatan politik sipil  baru yang dalam   pandangannya    lebih
              mudah dikendalikan. Organisasi   itu adalah Sekretariat  Bersama  Golongan
              Karya (Sekber Golkar) yang kemudian lebih dikenal dengan nama Golkar.





              116  Kelas XII SMA/MA
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129