Page 50 - Tan Malaka - Menuju Republik Indonesia by Tan Malaka (z-lib.org)_Neat
P. 50

menimbulkan  bahaya  meletusnya  perang  dunia.  Pertanyaan  bila
               waktu  yang  baik  bagi  aksi  kemerdekaan  politik  yang  tak  terbatas
               dan lengkap kita kira harus menjawab “sekarang dan bukan nanti”.
               Jika  tidak  demikian  akan  datang  masanya  bagi  kita,  dimana  kita
               harus berkata : “kita dulu telah membiarkan kesempatan itu berlalu”.

               Sekarang adalah waktunya bagi PKI dalam dan dengan perjuangan
               untuk  menciptakan  organisasi-organisasi  sendiri  yang  memiliki
               keberanian  dan  kekuatan  untuk  menerima  pertanggungjawaban
               merebut  dan  mempertahankan  kemerdekaan  nasional.  Jika  nanti
               setelah  banyak  perkelahian  kecil  dan  besar  di  sana-sini,  sekarang
               dengan  menggunakan  organisasi  politik  kemudian  dengan
               menggunakan  organisasi  serikat-serikat  sekerja,  kita  telah  dapat
               menunjukkan  kesadaran,  hasrat,  kebijaksanaan  dan  kegairahan,
               maka kita pada akhirnya akan menjatuhkan godam revolusioner kita
               sedemikian rupa sehingga pukulan itu akan terdengar oleh negara-
               negara  takluk  lainnya  di  Asia  dan  oleh  buruh-buruh  yang
               terbelenggu di Eropa.



               MAJELIS PERMUSYAWARATAN NASIONAL INDONESIA
               Bertentangan  dengan  pesimisme  yang  beralasan  dan  peringatan-
               peringatan  yang  sungguh  oleh  penulis-penulis  Prancis  seperti,
               D’Alembert  Roxssesu,  dan  lain-lainnya.  Bangsawan-bangsawan
               Prancis didahului oleh rajanya yang boros dan permasuri yang lebih
               boros,  melangsungkan  cara  hidupnya  yang  sangat  mewah.
               Nampaknya tak ada pandangan hidup lainnya yang dianut daripada
               “sesudah kami bahaya banjir”.

               Cara  hidup  bangsawan  dan  raja  yang  mahal  biayanya  yang
               ditumpahkan kepada rakyat yang melarat yang diciptakan di dunia
               seolah-olah  bukan  untuk  sesuatu  lainnya,  akan  tetapi  hanya  untuk
               membayar  “pajak”.  Kemelaratan,  penyakit  dan  kelaparan  terdapat
               dimana-mana. Oleh karenanya meningkatlah tak kepuasan massa.

               Petani,  buruh  dan  borjuis,  di  bawah  pimpinan  yang  tersebut
               belakangan,  kemudian  menggabungkan  diri  menjadi  satu  dan
               menuntut  perubahan-perubahan  politik  yang  radikal.  “Majelis
               Permusyawaratan  Nasional”  dan  mewakili  seluruh  rakyat  yang


                                                   47
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55