Page 52 - Tan Malaka - Menuju Republik Indonesia by Tan Malaka (z-lib.org)_Neat
P. 52

Apakah Dirk Fock akan mendapatkan satu “kasta lintah darat” yang
               luhur budi dan bijaksana  terhadap  manusia-manusia berkulit  sawo
               matang di Indonesia?

               Rencananya  dahulu  untuk  mewajibkan  pengusaha-pengusaha  gula
               menjamin syarat-syarat hidup dan kerja yang lebih baik atas biaya
               kapital  gula  ia  batalkan  tak  lama  sesudah  ia  datang  di  Indonesia.
               Ketika  ia  hendak  membebankan  pajak  atas  minyak,  datanglah
               ancaman yang terkenal dari Colijn: “Lepas tangan dalam urusan itu,
               jika tidak kita tutup lumbung-lumbung minyak”.
               Dokter Fock yang harus menyehatkan finansial negara yang sedang
               sakit, kemudian beralih menggunakan alat lain yang sedang Nocker
               tak berani menggunakannya.

               Pada bagian satunya memperbesar pasukan Armada dan polisi dan
               menaikkan  gaji  ambtennar-ambtenaar  tinggi.  Pada  bagian  lainnya
               melepaskan  kaum  buruh  dan  menurunkan  gajirnya,  menarik  lebih
               banyak dari rakyat yang melarat dan mengurangi pengeluaran untuk
               sekolah-sekolah rakyat dan kesehatan.
               Dengan  demikian  ia  mengira  neraca  pengeluaran  dan  pemasukan
               dapat diperbaiki kembali. Demikian itu adalah satu tindakan seorang
               negarawan  yang  berani,  satu  tindakan  terpaksa,  yang  biasa
               dilakukan  oleh  keledai-keledai  politik  dan  penjual-penjual  jamu
               pada  waktu  kehilangan  pencaharian.  Bagaimana  pun  halnya
               pengguntingan-pengguntingan upah di Zergvilet dan Den Haag akan
               puas adanya. Gula, teh, korek, api, minyak tanah dan bahan-bahan
               tekstil  untuk  masuk  dan  keluar  negeri  ditarik  pajak,  akan  tetapi
               kapital dapat mengambil kembali semua itu dengan aman atas beban
               pemakai-pemakai,  yaitu  dengan  mudah  menaikkan  harga-harga
               kebutuhan  hidup  rakyat,  yang  penting  rumah-rumah  gadai
               pemerintah dan monopoli garam menambah berat tekanan ekonomi
               di atas bahu si Kromo sampai pada luar batas kemampuannya. Tidak
               dilebih-dilebihkan, jika orang berkata, bahwa seorang Jawa dewasa
               ini  dibandingkan  dengan  kemampuannya  membayar  pajak  yang
               tertinggi  di  dunia,  tidak  memiliki  suatu  apa,  kecuali  “hawa  untuk
               dihirup”.






                                                   49
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57