Page 51 - Tan Malaka - Menuju Republik Indonesia by Tan Malaka (z-lib.org)_Neat
P. 51

harus berbicara tentang keadaan nasional dan yang dapat dipandang
               sebagai hasil dari perjuangan politik yang ulet, kemudian dipanggil
               berkumpul. Akan tetapi bangsawan-bangsawan dan pendeta-pendeta
               yang merasa kekuasaan dan hak-hak istimewa terancam, menghasut
               raja  agar  membubarkan  wakil-wakil  yang  datang  berkumpul.
               Perkataan  Mirabeau  yang  bersejarah  yang  bertindak  tepat  pada
               waktunya,”jangan buyar, kecuali dengan kekuatan bayonet”, benar-
               benar membawa titik balik dalam sejarah Prancis dan sejarah dunia.
               Dari  Majelis  Permusyawaratan  Nasional  lahirlah  kemerdekaan
               Prancis dan cita-cita republik.

               Kita  tidak  mau  pastikan,  bahwa  ada  satu  persamaan  yang  nyata
               antara  Prancis  sebelum  revolusi  besar  dan  Indonesia  dewasa  ini.
               Sungguh  benar  keduanya  mempunyai  perpaduan  banyak  yang
               bersifat ekoomi dan politik yang prinsipil.

               Tetapi  di  Indonesia  bukannya  bangsawan-bangsawan  Indonesia
               yang menghisap, hidup mewah dan tak membayar pajak, akan tetapi
               lintah-lintah darat Belanda. Karenanya disini keadaannya melebihi,
               sebab uang yang dihambur-hamburkan di Versaille sekali-sekali di
               sana  sini  masih  ada  yang  jatuh  pada  rakyat  Prancis  dalam  wujud
               eceran,  sedangkan  uang  yang  dihambur-hamburkan  di  Zandveert
               dan Scheveningon tak sesen pun tercecer ke saku kromo.
               Ketika  Gubenur  Jendral  Dirk  Fock  ini,  oleh  kapitalis-kapitalis
               Belanda  ditempatkan  di  Bogor,  ketika  itu  Indonesia  menghadapi
               bankroot  finansiil.  Uang  negara  dalam  tahun  1923  meningkat
               sampai jauh di atas F. 1.000.000.000. Anggaran Belanja tahun 1921
               menunjukkan  defisit  sejumlah  F.  285.500.000.  Dalam  arti  kata,
               pengeluaran uang dalam tahun 1921 terdapat F. 285.000.000. lebih
               tinggi  daripada  pemasukkan  uang.  Sebagaimana  Neckar  dipanggil
               oleh  Lodewijk  ke  XVI  untuk  memperbaiki  finansial  negara,
               demikian  Dirk  Fock  muncul  di  Indonesia  untuk  menolong  negara
               daripada bankfoot finansiil. Nocker tak mampu berbuat sesuatu apa,
               karena bangsawan-bangsawan Prancis dan pendeta-pendeta sampai
               pada detik yang terakhir tetap berkepala batu berpegang pada hak-
               haknya  luar  biasa  atas  ekonomi  dan  politik.  Dalam  kata-kata
               Belanda  kampungan,  mereka  mempersetan  pembayaran  pajak  dan
               membiarkan rakyat mampus kelaparan.


                                                   48
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56