Page 14 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 14

KATA PENGANTAR












               CLIFFORD GEERTZ DAN CHRISTIAAN SNOUCK HURGRONJE
                  ara Indonesianis maupun orang-orang Indonesia benar-benar kehilangan
               Patas  wafatnya  antropolog  dan  humanis  Clif ord  Geertz  pada  akhir
               Oktober 2006. Geertz telah melanglang buana melampaui Jawa dan Bali serta
               menggeluti cakrawala yang jauh lebih luas sehingga ada perasaan di kalangan
               para Indonesianis bahwa, entah sepakat atau tidak dengan gagasan-gagasannya,
               dia adalah salah seorang dari kita. Tak syak lagi dia sudah memberikan banyak
               hal untuk dipertimbangkan pada bidang kajian ini. Dalam berbagai kontribusi
               seperti  Agricultural  Involution  (1963),  Islam  Observed  (1968),  dan  Negara
               (1980), kesemuanya dibangun atas reputasi yang dibentuk oleh Religion of
               Java-nya yang sangat berpengaruh sejak 1960, gagasan-gagasan Geertz tak
               pernah gagal membangkitkan gairah.
                    Semasa hidup hingga lama setelah wafatnya, Geertz kerap dibandingkan
               seorang  cendekiawan  lain  yang  kontribusinya  menurut  saya  sangat
               memengaruhi  cara  pandang  orang  terhadap  Indonesia.  Sebuah  majalah
               Indonesia ternama bahkan menyebut mereka sebagai dua dari delapan orang
               asing dalam daftar seratus “tokoh Indonesia abad kedua puluh”. Tokoh kedua
               (atau lebih tepat, pertama) adalah Christiaan Snouck Hurgronje (1857–1936);
               seorang orientalis Belanda, muslim pura-pura, penjajah. Berbeda dari Geertz
               yang disambut hangat oleh orang-orang Indonesia yang menulis biograf nya
               dalam edisi majalah tersebut, Munawar Khalil menyatakan si orang Belanda
               ini sebagai “tikus air yang menyusup ke dalam masyarakat Muslim untuk
               mencuri ‘rahasia’ perlawanan rakyat terhadap pemerintah kolonial”. 1
                    Meski buku ini bukanlah sebuah kritik terhadap Geertz maupun pembelaan
               untuk Snouck, berbagai sumbangan penting Snouck bagi pembentukan kajian
               Indonesia akan dibicarakan seiring buku ini menyelami tema-tema utamanya,
               yaitu:  Apa  yang  dianggap  sebagai  unsur-unsur  Islam  Indonesia?  Dan,  siapa
               yang bisa kita sebut telah membuatnya? Seperti yang akan saya perlihatkan,
               proses,  atau  tepatnya  proses-proses,  yang  memberikan  fondasi  bagi  sebuah
               konsensus  mengenai  pertanyaan-pertanyaan  ini  digerakkan  oleh  keeratan
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19