Page 162 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 162

MENCARI GEREJA PENYEIMBANG  —  141


               aktif  melalui  cara-cara  dan  pemikiran  yang  baru,  seperti  percetakan  dan
               berbagai praktik Suf  yang diimpor dari Timur Tengah—praktik-praktik yang
               membuat  sebagian  orang  Jawa  menjuluki  tetangga  mereka  abangan  sialan
               sementara  mereka  sendiri  dikenal  sebagai  putihan  yang  tanpa  noda.  Para
               misionaris dan beberapa pejabat setempat cenderung mengecilkan ketulusan
               pihak  yang disebut  terakhir  ini,  terutama orang-orang Arab  dan para haji
               yang tak bisa dibedakan. Namun, para misionaris dan pejabat menjadi serius
               ketika  dihadapkan  pada  ancaman  potensial  tarekat  yang  tiba-tiba  muncul
               ke panggung lewat pembantaian Cilegon. Sesuatu yang menjadi jelas pada
               1888 adalah bahwa pengetahuan Belanda mengenai Islam sudah ketinggalan
               zaman dan terlalu berorientasi pada teks dibandingkan konteks. Islam harus
               dipahami,  Mekah  harus  diketahui.  Maka,  beruntunglah  bahwa  f rma  E.J.
               Brill baru saja menawarkan karya yang paling dibutuhkan oleh para pejabat
               kolonial.
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167