Page 165 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 165

Teori  evolusi  pastinya  memiliki  pengaruh  yang  lebih  kuat  terhadap  praktik
              kajian  agama  kita  dibandingkan  terhadap  kerja-kerja  kecendekiawanan
              para  ahli  hukum  kita.   (C.  Snouck  Hurgronje,  “Mohammedaansch  recht  en
                                1
              rechtswetenschap,” 1885)
                iga  bab  di  muka  yang  memberikan  tinjauan  umum  mengenai
                perjumpaan  awal  para  penyusup  Belanda  di  Nusantara  dan  lawan
         Tmuslim mereka, menunjukkan betapa kecendekiawanan metropolitan
          dan pengamatan di lapangan tidaklah selaras. Tidak pula cukup informasi
          yang bisa diandalkan mengenai berbagai perbedaan antara apa yang disebut
          “gereja Mohammedan” dan agama “reformasi” mereka sendiri.
              Secara lebih spesif k kita melihat bahwa, pada abad kesembilan belas
          dan setelah dua perang sengit di Sumatra dan Jawa, para cendekiawan yang
          dipekerjakan untuk melatih para administrator masa depan berbeda pendapat
          dengan para kerabat misionaris mereka mengenai bagaimana kiranya orang-
          orang Jawa dan Melayu tidaklah benar-benar muslim. Di satu sisi, seorang
          ahli  hukum  seperti  Keijzer  melihatnya  sebagai  persoalan  derajat  (bahwa
          orang-orang  Jawa  dan  Melayu  menyimpang  hingga  tingkat  tertentu  dari
          pemahaman yuridis yang tepat terhadap Islam normatif). Di sisi lain, sebagian
          misionaris yang berbasis di Hindia menyatakan bahwa orang-orang Jawa pada
          khususnya gagal lolos ujian paling mendasar dalam keimanan Islam. Seiring
          berlalunya waktu, persepsi pun berubah. Perubahan itu sebagian besar akibat
          karya seorang cendekiawan yang permulaan kariernya di Eropa, Arabia, dan
          Hindia menjadi pokok bahasan tiga bab berikut sekaligus inti buku ini.
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170