Page 230 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 230

DARI SUFISME KE SALAFISME  —  209


                    [Seandainya aku mendapati keadaannya] sesuai dengan hasrat rendah kalian,
                    kalian  akan  memuji  tanggapanku  siang  dan  malam,  menjunjungnya  di  atas
                    kepala.  [Namun,  keadaannya  tidak  demikian]  sehingga  sekelompok  orang
                    dari kalian meminta bantuan Habib ‘Utsman Batavia yang terpelajar untuk
                    menanggapi  Izhar  karena  ingin  mendapat  bantuan  yang  kuat  bagi  berbagai
                    inovasi  kalian.  Sayyid  ‘Utsman  pun  menjawab  dengan  menyatakan  bahwa
                    kebenaran  yang  sejalan  dengan  Syari‘ah  tidak  bisa  disalahkan.  Dia  juga
                    mengatakan bahwa kalian tidak seharusnya menganggap kekeliruan tindakan
                    kami dalam persoalan Syari‘ah akan menjadi penyebab permusuhan. Karena,
                    tujuan kami tiada lain hanyalah untuk menyatakan kebenaran .... Bukanlah
                    niat kami untuk terlibat dalam persaingan dan permusuhan memperebutkan
                    nafsu  rendah  sebagaimana  yang  kalian  pikir.  Jawaban  Habib  ‘Utsman  yang
                    mulia  sudah  sampai  kepadaku.  Jawaban  itu  adalah  perkataan  seorang  lelaki
                    yang hatinya disucikan Tuhan dari nafsu-nafsu rendah. 20

                    Ternyata, sekelompok Naqsyabandi dari Bukit Tinggi memang menulis
               surat meminta Sayyid ‘Utsman untuk menulis bantahan terhadap polemik dari
               seorang lelaki yang mereka klaim didorong semata-mata oleh rasa cemburu.
               Mereka bermaksud mengirimkan bantahan tersebut kepada “para komandan”
                                             21
               Belanda  di  Pesisir  Sumatra  Barat.   Mereka  pastinya  kecewa  ketika  Sayyid
               ‘Utsman menjawab secara sangat diplomatis, mengakui dirinya mengetahui
               buku Ahmad Khatib dan merujuk pada Watsiqa karyanya yang dia kirimkan
               kepada  mereka.  Setelah  mengakui  prinsip-prinsip  persaudaraan  dalam
               Islam  dan  perlunya  meminta  nasihat,  dia  mulai  membahas  persoalannya,
               dengan  terus-menerus  merujuk  pada  karyanya  sendiri.  Dia  menegaskan
               bahwa Naqsyabandiyyah sejati adalah sebuah tarekat terhormat dan bahwa
               merupakan  sebuah  dosa  besar  mencaci  maki  para  anggotanya  jika  mereka
               benar-benar  mengikuti  ajaran-ajaran  aslinya.  Namun,  peniruan  semacam
               itu sulit dilakukan, barangkali terlalu sulit bagi banyak orang yang berusaha
               “menahan nafsu-nafsu rendah mereka”. Dan, dia melanjutkan:

                    ...  karena  alasan  ini,  berabad-abad  telah  berlalu  yang  tak  seorang  pun  di
                    Melayu atau Jawa cukup berani mengaku sebagai pengikut Naqsyabandiyyah.
                    Padahal, orang-orang dari masa lalu lebih terpelajar, lebih taat terhadap Islam,
                    dan  lebih  menghormati  praktik-praktik  keagamaan.  Hanya  orang-orang
                    belakangan ini, sekitar lima puluh tahun ini, berani mengaku sebagai orang-
                    orang Naqsyabandiyyah meski tanpa sepenuhnya mematuhi syarat-syaratnya.
                    Jika persaudaraan mampu mengikuti semua persyaratan Suf  yang disebutkan
                    dalam bagian pertama Wathiqa al-waf ya, puji dan syukur milik Allah untuk
                    dukungannya, mengingat persyaratan-persyaratan tersebut maka persaudaraan
                    adalah  persaudaraan  penyangkalan  dunia,  sedikit  berhubungan  dengan
                    dunia  atau  hasrat  apa  pun  terhadap  pujian  atau  kedudukan  di  atas  orang-
                    orang,  ataupun  hasrat  untuk  membuat  masalah,  gangguan,  atau  kekacauan
                    di  negeri  ini.  Semua  itu  adalah  berkah  yang  diperoleh  melalui  pengamalan
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235