Page 231 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 231

210  —  MASA LALU SUFI, MASA DEPAN MODERN


              tarekat  sebagaimana  dijelaskan  dalam  bagian  pertama  Wathiqa  al-waf ya.
              Oleh karena itu, kami mempersembahkan buku ini kepada persaudaraan agar
              bisa  dipelajari  dan  syarat-syarat  tarekat  yang  disebutkan  di  dalamnya  dapat
              diikuti sejalan dengan teks-teks para ulama Syari‘ah dan tarekat .... [Hanyalah]
              Naqsyabandiyyah  yang  tidak  lengkap  dalam  syarat-syaratnya,  sebagaimana
              dinyatakan dalam bagian ketiga Wathiqa al-waf ya. Syarat yang ditolak para
              ulama Syari‘ah dan tarekat, terutama para guru masa kini yang memasukkan
              segala macam tambahan dalam bentuk berbagai inovasi seperti yang disebutkan
              dalam  bagian  keempat  Wathiqa  al-waf ya.  Dengan  demikian,  penolakan
              Ahmad Khatib terhadap semua ini sama seperti penolakan para ulama Syari‘ah,
              hakekat, dan tarekat, yang oleh karena itu tidak bisa dianggap sebagai hinaan
              atau f tnahan. Sebenarnya melakukan dzikr kepada Allah Yang Mahakuasa dan
              memperoleh ijazah untuk ber-dzikr sesuai dengan Sunah tidak bisa dikutuk. 22
              Dengan  demikian,  tampaknya  orang-orang  Khalidi  Padang,  yang
          pastinya naif karena mengharapkan bantuan dari lawan kuno mereka, secara
          tak  disengaja  menghubungkan  sang  sayyid  tua  di  Batavia  dengan  orang
          Minang yang lebih muda di Mekah. Sebenarnya lelaki yang lebih muda ini
          bisa dibilang mendapatkan wibawa. Sementara itu, banyak salinan tanggapan
          ‘Utsman segera dikirimkan kembali oleh seorang pejabat setempat dengan
          permintaan  agar  ditulis  ulang  dalam  bahasa  yang  lebih  sederhana  untuk
          warganya.  Jelas  bahwa  terlepas  dari  persetujuan  sang  sayyid,  karya-karya
          Ahmad  Khatib  terbukti  memiliki  dampak  yang  menentukan  di  Sumatra
          Barat. 23


          KEMUNCULAN DAN ARTI PENTING AL-IMAM
          Terlepas dari apa yang mungkin mereka katakan dalam karya-karya tercetak,
          para pengklaim ortodoksi Mekah terkini terhubung dengan sebuah tradisi
          panjang kritisisme terhadap Suf sme mabuk. Kita mendengar hal ini dalam
          tanggapan-tanggapan terhadap permohonan fatwa mereka, tetapi kita belum
          mendengar  suara  publik  muslim  modern.  Namun,  masa  itu  sudah  dekat
          bagi  para  pembaca  yang  mulai  terlibat  dengan  sekumpulan  surat  kabar
          muslim baru yang diterbitkan di Singapura. Meskipun Ahmad Khatib konon
          mengizinkan murid-muridnya membaca tulisan-tulisan Muhammad ‘Abduh
          yang  diterbitkan  di  Kairo,  diyakini  bahwa  corong  Melayu  pertama  bagi
          gagasan-gagasan “modernis” adalah surat kabar bulanan al-Imam. Surat kabar
          ini  terbit  di  Singapura  mulai  Juli  1906  sampai  Desember  1908,  berumur
          pendek tetapi sangat berpengaruh. 24
              Sebagian  besar  dari  dua  ribu  kopi  dilaporkan  dikirim  kepada  para
          pelanggan  di  Semenanjung  Malaya,  Sumatra,  Jawa,  dan  Borneo.  Disusun
          di bawah para redaktur yang terdiri atas beberapa tokoh dari latar belakang
          yang beragam, dan menawarkan artikel-artikel yang diterjemahkan dari pers
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236