Page 233 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 233

212  —  MASA LALU SUFI, MASA DEPAN MODERN


          yang  mencari  visi  Ilahiah  sembari  mengentak-entakkan  kaki  mereka  dan
          mengganggu ketenangan, gambaran yang jelas mengingatkan pada surat Raja
          Kelantan kepada Ahmad al-Fatani.
              Sang  penanya  meminta  penjelasan  tentang  keaslian  praktik-praktik
          semacam  itu  dan  apakah  penguasa  seharusnya  turun  tangan.  Pada  Maret
          bagian surat-menyurat dalam surat kabar ini menampilkan paragraf-paragraf
          yang  tersisa  dari  tanggapan  yang  dibiarkan  menggantung  dalam  terbitan
          sebelumnya, bersama kesaksian lain mengenai praktik-praktik kotor tarekat
          yang dimaksud, yang hampir pasti merupakan tarekat Cik ‘Id, yang dikutuk
          sebagai “sang gadungan dari para penipu pada zaman kita”, meski disertai
          dengan pembatasan-pembatasan yang subtil:

              Semua  yang  masuk  ke  tarekat  ini  pastilah  tidak  tahu  agama  dan  tugas  di
              dunia, yang telah mereka tinggalkan dengan alasan dunia adalah jalan yang
              bertentangan dengan Syari‘ah .... Karena, mereka menjauhi [dunia ini] dengan
              tarian dzikr dan gerak memutar serta mematikan diri dengan gerakan melompat
              dan mengentak. Hal-hal semacam itu tak lain hanyalah bahaya bagi kehidupan
              ini dan kehidupan yang akan datang. 26
              Sementara al-Imam bisa jadi sudah mengutuk pembunuhan diri yang
          keliru seperti itu, para editornya tampaknya tak mampu membunuh kisah
          ini. Lebih banyak surat diterima mengenai praktik-praktik tarekat, terutama
          di Sumatra dan Malaya. Segera menjadi jelas bahwa target kisah-kisah ini
          seringkali  adalah  para  syekh  Khalidi  setempat  karena  praktik  khalwa  dan
          rabita yang secara khusus diserang. Sebagai tanggapan, al-Imam menawarkan
          jawaban  sangat  standar  yang  familier  dari  perdebatan  internal  di  antara
          para  pembaharu  Ghazalian,  dengan  menyatakan  bahwa,  sebagaimana
          telah diramalkan Nabi, “penyakit orang-orang lampau” telah berkembang,
          membuat orang tersesat dari “Suf sme sejati ... jalan lurus Nabi ... dan semua
          sahabatnya dan para ulama”:

              Orang-orang  besar  di  antara  Suf sme  pada  masa-masa  sebelumnya  adalah
              orang-orang  pilihan,  seperti  orang-orang  dengan  pengetahuan  mendalam,
              orang-orang  besar  di  antara  para  sayyid  ‘Alawi,  dan  mereka  yang  mengikuti
              jejak orang-orang besar itu dengan menaati Kitab serta Sunah Nabi. Namun,
              [sekarang ada] orang-orang yang menciptakan tuhan dari hawa nafsu mereka
              sendiri  dan  merusak  agama  dengan  menambah-nambahkan  padanya  dan
              menyampaikannya  secara  keliru,  membentuk  segala  macam  karya  berisi
              penyimpangan .... Sebenarnya mereka yang dari jenis ini kebanyakan adalah
              para penjaja agama yang meminum darah semua orang melarat .... Hendaknya
              semua orang menjaga diri dari mereka ... [karena] satu saja dari orang-orang ini
              lebih berbahaya bagi semua muslim dibandingkan sekian banyak iblis! 27
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238