Page 26 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 26

MENGINGAT ISLAMISASI  —  5


               ke dalam persaudaraan Qadiriyyah. Lelaki ini dikenal sebagai Mas‘ud al-Jawi;
               Mas‘ud si orang Jawi.  Di sini kita tampaknya memiliki bukti bagi teori A.H.
                                 6
               Johns  yang  terkenal  mengenai  adanya  hubungan  antara  perdagangan  dan
               penyebaran Islam ke Nusantara di tangan para syekh tarekat. Meskipun karya
               al-Yaf ‘i  memainkan  peranan  dalam  penyebaran  kisah-kisah  ‘Abd  al-Qadir
               al-Jilani di Asia Tenggara, tidak ada ingatan lokal mengenai proses ini, jika
               memang terjadi di Sumatra dengan cara yang sama seperti di Aden. Sebaliknya,
               kita kerap mendapati kisah-kisah istana tentang bagaimana cahaya kenabian
               sampai ke kawasan ini.
                    Dalam  beberapa  kasus,  seorang  penguasa  pada  zaman  leluhur
               konon berjumpa Nabi dalam mimpi, meminta pengakuan seorang utusan
               dari  Mekah  atas  perpindahan  agamanya  dalam  mimpi  itu,  atau  pernah
               dikunjungi oleh seorang guru asing yang mampu menyembuhkan penyakit
               tertentu. Barangkali contoh yang paling terkenal ditemukan dalam Hikayat
               Raja Pasai: Raja Merah Silu (yang kemudian menjadi Malik al-Salih yang
               dikenang dengan batu nisan bertarikh 1297) bermimpi bahwa Nabi meludahi
               mulutnya. Begitu terbangun dia seketika bisa membaca Al-Quran. Kisah ini
               sangat mirip ‘Abd al-Qadir yang berbahasa Persia digambarkan fasih bertutur
               bahasa Arab dalam karya al-Yaf ‘i, Khulasat al-Mafakhir (Ringkasan Tindakan-
               Tindakan yang Membanggakan). 7
                    Lebih jauh, Merah Silu dikisahkan menerima seorang syekh dari Mekah
               untuk  mengesahkan  perpindahan  agamanya,  sebuah  kisah  yang  semula
               tampaknya menunjuk pada sebentuk hubungan tarekat. Walaupun begitu,
               penekanan  pada  pengesahan  dari  Mekah  lebih  mencerminkan  perhatian
               istana  terhadap  genealogi  kekuasaan  dan  kekaguman  sejak  lama  terhadap
               kota tersebut sebagai kediaman abadi keluarga Nabi. Barangkali yang paling
               masyhur di antara banyak silsilah kerajaan Melayu adalah Sulalat al-Salatin
               (Silsilah Para Sultan) milik Kesultanan Malaka, yang memasukkan beberapa
               bagian dari Hikayat Raja Pasai dan mendahului garis keturunan Muhammad
               dengan menegaskan bahwa pendiri dinasti memiliki darah Alexander Agung. 8
                    Bagaimanapun  kondisi  sebelum  atau  sesudahnya,  Islamisasi  kian
               mendekatkan kekuatan berbagai koneksi internasional yang menghubungkan
               Samudra Hindia dan Laut Tiongkok. Meskipun mengklaim sebagai keturunan
               Alexander dan Pasai, para penguasa Malaka menganggap diri mereka sebagai
               kerajaan bawahan Ming sampai ditaklukkan oleh Portugis pada 1511. Tentu
               saja, ada banyak hal yang tetap misterius mengenai Malaka. Sementara itu,
               Ibn Battuta (1304–77) yang kelahiran Tangiers mengklaim pada sekitar 1345
               bahwa  penguasa  Samudra  Pasai  menganut  mazhab  Syaf ‘i  (sebuah  aliran
               penafsiran  Hukum  Islam  yang  dihubungkan  dengan  Muhammad  b.  Idris
               al-Syaf ‘i [767–820]). Navigator yang lebih belakangan, Sulayman al-Mahri
               (bertugas 1500-an), malah meragukan keislaman orang-orang Malaka. Dia
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31