Page 29 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 29

8  —   INSPIRASI, INGATAN, REFORMASI


          Bonang, Ampel, Drajat, dan Kalijaga. Yang disebut pertama, juga dikenal
          sebagai Mawlana Maghribi, merupakan orang Arab yang tiba sekitar 1404
          dari  Champa  (Vietnam  masa  kini)  dan  meninggal  di  Gresik  pada  1419.
          Beberapa wali yang lain juga merupakan orang Arab. Barangkali yang paling
          terkenal adalah murid Mawlana Maghribi yang cakap, Sunan Kalijaga, yang
          dianggap  sebagai  perwujudan  arketipe  muslim  Indonesia,  yang  “lentur,
          tentatif, sinkretis, dan, yang paling penting, multisuara”, berbeda dari tanah
          yang dijadikan nama gurunya, yang digambarkan Geertz sebagai “pemujaan
          wali dan kekakuan moral, kekuatan magis dan kesalehan yang agresif”. 13
              Kerap disebut sebagai contoh kelenturan Indonesia, sebagian dari Wali
          Sanga disebut telah menciptakan berbagai bentuk kesenian untuk menjelaskan
          Islam dalam idiom lokal. Sunan Kalijaga disebut telah menciptakan teater
          bayangan boneka (wayang); Sunan Drajat dianggap menggubah sebuah melodi
          untuk orkestra perkusi tradisional (gamelan), dan Sunan Bonang dinyatakan
          menciptakan  bentuk  pengajaran  puitis  yang  dikenal  sebagai  suluk,  sebuah
          istilah yang berasal dari kata bahasa Arab yang berarti ‘perjalanan’ seseorang
          dalam  mencari  pengetahuan  Ilahiah.   Selain  itu,  terdapat  beberapa  cerita
                                          14
          Jawa mengenai Mawlana Maghribi dan para sahabatnya yang menunjukkan
          bahwa  mereka  mengandalkan  jaringan  perdagangan  yang  sama  yang  akan
          memperkaya  Patani,  tempat  Mawlana  Maghribi  juga  diklaim  sebagai
          seorang wali pendiri. Sebuah laporan dari Cirebon, di perbatasan Jawa Barat,
          menunjukkan bahwa Laksamana Zheng He (1371–1433) dari Dinasti Ming-
          lah yang berjasa menyemai komunitas-komunitas Muslim yang bermazhab
          Hanaf  di pulau ini. 15
              Di  sisi  lain,  beberapa  silsilah  Arab  yang  lebih  belakangan,  seperti
          yang  disusun  oleh  ‘Abd  al-Rahman  al-Masyhur  dari  Tarim  (1834–1902),
          menyatakan bahwa seluruh Wali Sanga adalah keturunan Nabi (Ar. sayyid).
          Secara lebih khusus silsilah al-Masyhur menegaskan bahwa mereka, seperti
          sang ahli silsilah sendiri, berasal dari keluarga seorang lelaki bernama ‘Alawi,
          yang kakeknya hijrah ke Hadramaut pada 951.  Namun, bangsa Tiongkok
                                                  16
          tetap tidak terhapus dari sejarah Indonesia, seperti terlihat dalam kisah Sunan
          Gunung  Jati,  seorang  Melayu  yang  dilahirkan  di  Pasai  dengan  nama  Nur
          Allah, yang pergi ke Mekah setelah Portugis menaklukkan kota kelahirannya
          pada 1521. Menurut berbagai legenda Indonesia, dia kembali ke Nusantara
          dan menikahi adik perempuan Sultan Trenggana dari Demak sekitar 1523,
          lalu pindah ke Banten sekitar 1527, dan akhirnya menetap di Cirebon. Di
          sana dia menikahi seorang Tionghoa setempat yang warisannya ditunjukkan
          secara mencolok dengan pola awan di pintu-pintu makamnya dan gaya kain
          batik khas yang terkenal di kota itu. 17
              Semangat  berbagai  pihak  yang  datang  belakangan  untuk  menguasai
          berbagai sejarah suci Jawa mengingatkan kita bahwa para pendiri memiliki
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34