Page 33 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 33

12  —   INSPIRASI, INGATAN, REFORMASI


          hubungan antara Tuhan dan manusia seperti hubungan gelombang dan laut,
          gelombang adalah laut, tetapi bukan laut itu sendiri. 28
              Berdasarkan manuskrip yang ada dan berbagai rujukan pada karangan
          al-Fansuri,  jelas  dia  memperoleh  popularitas  yang  luas.  Lebih  jauh  lagi,
          adalah hal yang menggoda untuk menempatkan wali Jawa masa depan, Nur
          Allah, di antara para pengikut al-Fansuri di Mekah, sebelum kepergiannya
          ke Jawa dan akhirnya dikenal sebagai Sunan Gunung Jati. Makam al-Fansuri
          sendiri pernah menjadi situs yang diziarahi oleh orang-orang Asia Tenggara
          lainnya,  yang  menyebutnya  sebagai  “sang  guru  di  Mekah”.  Para  peziarah
          yang jumlahnya cukup banyak itu mengukir nisannya dengan penyebutan
          “Fansuri” secara khusus ketimbang sebutan “Jawi” yang lebih umum. Nisan
          itu  menandakan  dia  adalah  seorang  “guru”,  “zahid”,  “sumber  kejelasan”,
          dan “syekh Marabout”, semua gelar yang pantas bagi seorang guru tarekat
          Suf sme.  Al-Fansuri dalam puisinya juga menyinggung tentang bergabung
                 29
          dengan tarekat ‘Abd al-Qadir al-Jilani di Ayutthaya, Siam. 30
              Sayangnya,  seperti  Mas‘ud  al-Jawi  dari  Aden  pada  masa  sebelumnya,
          tak ada bukti bahwa al-Fansuri pernah membaiat orang lain. Sebagian dari
          pelawat asing yang tertarik ke pesisir Aceh yang semakin sejahtera sepanjang
          abad  keenam  belas  bisa  jadi  memiliki  hubungan  dengan  tarekat-tarekat
          tertentu. Al-Fansuri bisa saja membuat mereka mungkin berpikir seorang Jawi
          juga memiliki hubungan demikian.
              Salah satu petunjuk potensial pada adanya pengetahuan umum mengenai
          tarekat yang tersebar luas setelah wafatnya Hamzah adalah adopsi mencolok
          terhadap istilah Arab murid (calon atau pengikut Suf ) untuk menyebut “pelajar”.
          Kata murid hanya ditemukan sekali dalam puisi-puisi Hamzah (dan dengan
          makna yang berbeda). Kata itu muncul dengan makna modernnya dalam tiga
          roman Melayu dari pertengahan abad keenam belas. Ketiganya adalah Hikayat
          Amir Hamzah, Hikayat Inderaputra, dan Hikayat Iskandar Zulkarnain. Ketiga
          roman ini sebenarnya merupakan terjemahan sehingga membuat kita bertanya-
          tanya mengenai karya-karya pendahulu dan pengaruhnya. 31
              Tahun 1527—ketika Hamzah kemungkinan wafat di Mekah dan pasukan
          muslim Demak menyerbu pedalaman Jawa—harus dipandang sebagai tahun
          yang sangat penting bagi Islam di Asia Tenggara. Meski menguasai Malaka,
          Portugis gagal menggantikan lawan-lawan mereka di Dunia Lama dan juga
          gagal menyingkirkan muslim yang telah lebih dulu ada di Kepulauan Maluku.
          Pada 1570-an posisi Iberia jelas sedang lemah. Ada beberapa petunjuk bahwa
          hal ini merupakan akibat dari kebijakan yang diterapkan Utsmani ketika faksi
          anti-Portugis  berhasil  mendapatkan  pengaruh,  sebagai  upaya  memperbaiki
          hubungan dengan sejumlah penguasa yang tidak puas di Samudra Hindia.
              Sebagaimana  Bani  Rasul  di  Yaman  pada  masa  sebelumnya  merupakan
          pemberi perlindungan yang penting di lautan, bantuan Utsmani pastinya menarik
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38