Page 264 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 264

PENGERASAN DAN PERPISAHAN  —  243


               September 1919, Salim mencatat bahwa orang-orang pribumi adalah satu-
               satunya pihak yang dibuat seperti penjahat. Namun, dia masih bisa menikmati
               penangkapan Sosrokardono bulan itu, sementara mingguan liberal De Taak
               menawarkan  analisisnya  sendiri  mengenai  laporan  Hazeu  pada  November.
               Disusun oleh “seorang humanis sejati” dan “seorang teladan pengetahuan dan
               objektivitas”, analisis itu menyatakan bahwa rakyat mencari seorang pahlawan
               ketika ditindas oleh pemerintah yang hanya sedikit memedulikan pendapat
               mereka. Dengan demikian, penawaran Hazeu adalah sebuah monumen tak
               disengaja yang didirikan di atas kuburan sang pahlawan Cimareme. 11
                    Akan  tetapi,  dalam  kenyataannya,  peristiwa  di  Cimareme  menandai
               kematian karier dinas Hazeu. Broekveldt telah mengusulkan Asisten Residen
               Brebes,  sang  veteran  R.A.  Kern  (1875–1958),  sebagai  pengganti  potensial
               untuk Kal, si pejabat yang gagal di Garut. Justru Kern segera mendapatkan
               tempat  lebih  terhormat  di  Kantor  Urusan  Pribumi  ketika  Hazeu  yang
                                                                   12
               sakit hati kembali ke Leiden sebagai profesor bahasa Jawa.  Salim sendiri
               mengerahkan para pembacanya dan berusaha menyelamatkan Sarekat Islam
               dari  kehancuran  perlahan,  pertama  melalui  Tjokroaminoto.  Belakangan,
               Tjokroaminoto menjadi presiden organisasi ketika dia dan Abdoel Moeis pada
               1921 menyerukan jalur keagamaan yang lebih “berdisiplin” dan memaksakan
               pengusiran orang-orang komunis dari eksekutif lembaga, CSI. Meski Rinkes
               gagal menahan laju Neratja dengan pandangan pro-Sarekat Islam-nya yang
               “radikal”, dia mampu menarik Salim dan Abdoel Moeis lebih dekat kepadanya
               dengan menawari mereka peranan dalam Biro Pustaka Rakyat. 13
                    Sementara  itu,  orang-orang  Arab  tertentu  terus  bertengkar  mengenai
               martabat yang harus diberikan kepada mereka, atau mengenai apakah mereka
               bisa dianggap peserta yang setara dalam perjuangan nasional. Seperti sudah
               kita  lihat,  sebagian  orang  merasa  bahwa  lelaki  yang  telah  menyingkirkan
               nama  “Arabisch”  dari  gelar  resminya  lebih  menyukai  kelompok  Irsyadi
               dengan kerugian para sayyid ‘Alawi yang telah melayani Belanda dan Inggris
               dalam membentuk pengetahuan mengenai, dan dengan demikian kebijakan
               terhadap,  Islam  di  kawasan.  Banyak  di  antara  orang-orang  ini  terhubung
               dengan  berbagai  silsilah  awal  reformisme  di  Nusantara,  dan  melanjutkan
               dialog  mereka  selama  bertahun-tahun.  Salah  seorangnya  adalah  ‘Abdallah
               al-‘Attas, yang dijumpai Snouck di Jeddah pada 1884, dan tetap berada di
               sisi Jawi dari pemisah ini terlepas dari warisan ‘Alawi-nya. Yang lain adalah
               Muhammad Salim al-Kalali dari al-Imam, yang belakangan membantu H.J.K.
               Cowan muda (l. 1907) menafsirkan prasasti kuno Pasai. 14
                    Hal  serupa  bisa  dikatakan  mengenai  mantan  kolega  al-Kalali,
               Muhammad b. ‘Aqil, yang bersama dengan ‘Ali b. Ahmad b. Syahab menjadi
               penasihat  terkemuka  bagi  Inggris  di  Batavia  dan  Singapura  (seperti  yang
               sangat diketahui Belanda). Keduanya bertanggung jawab untuk menyusun
   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268   269