Page 262 - EBOOK_Sejarah Islam di Nusantara
P. 262

PENGERASAN DAN PERPISAHAN  —  241


               Batavia dan dua orang syekh; penjual azimat Haji Sulayman dari Cawi dan
               Haji Adra‘i sang pewaris Muhammad Garut yang dijumpai Snouck pada 1889.
                    Afdeling  B  saat  itu  dibentuk  oleh  Sosrokardono.  Dia  mendeklarasikan
               anggotanya  adalah  tentara  Sarekat  Islam  yang  bertekad  meraih  kembali
               kemerdekaan. Samsari kemudian diberi tahu oleh Haji Sulayman bahwa Afdeling
               B disiapkan untuk merebut kendali atas rakyat Jawa “sehingga kemerdekaan
               kita berada di tangan kita sekali lagi .... Dan, jika kita menguasainya, kita bisa
               menentukan hukum negeri ini sekali lagi”. Berbeda dari Samsari, Haji Hasan
                                                   4
               hanya membeli azimat dari Sulayman; azimat yang gagal melindunginya seperti
               yang secara menyedihkan dicatat oleh beberapa orang dalam surat kabar Melayu.
               Dalam laporannya kepada Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum (menjabat
               1916–21), yang juga dikirimkan kepada Volksraad (sebuah parlemen simbolis
               yang  didirikan  pada  1918),  Hazeu  mendapati  bahwa  Haji  Hasan  sekadar
               berusaha  mempertahankan  tanahnya  agar  tak  dirampas  oleh  Wedana,  yang
               didukung oleh Bupati yang angkuh. Oleh karena itu, Hazeu menyarankan agar
               para pejabat pribumi yang terlibat dalam penyerangan tersebut dipecat. Adapun
               para  pengawas  Eropa  mereka,  terutama  J.L.  Kal,  sang  Asisten  Residen  yang
               telah memerintahkan tembakan yang membunuh orang-orang desa, disarankan
               mendapat teguran karena tidak melakukan pengawasan dengan pantas. 5
                    Agoes  Salim  turut  bergabung.  Dia  menulis  berbagai  peristiwa  secara
               saksama dalam surat kabarnya Neratja, yang diperbanyak di sebuah percetakan
               yang semula disubsidi oleh Biro Pustaka Rakyat. Semula dia menyebut baik
               pejabat Toli-Toli yang terbunuh dan Haji Hasan sama-sama sebagai korban
               dari sebuah sistem kolonial yang kaku. Dia menyambut penunjukan Hazeu
               sebagai penyelidik, dan mengecam pengkhianatan para penyedia azimat. Lagi
               pula, tegas Salim, seorang syahid sejati ingin mati demi agama dan bangsanya
               sehingga secara logis seharusnya tidak menggunakan azimat pelindung. Dia
               juga  menyerupakan  orang-orang  Belanda  yang  teguh  memerangi  bangsa
               Spanyol pada abad keenam belas dengan orang-orang Jawa, Lombok, dan
               Aceh yang memerangi Belanda pada abad kesembilan belas. 6
                    Tjokroaminoto berusaha menenangkan keadaan sembari mengenalkan
               sudut pandang pribumi kepada khalayak Belanda. Dia menyatakan dalam
               sebuah surat kabar liberal:

                    Kami dengan senang hati menghendaki kerja sama dari unsur-unsur Eropa yang
                    bermaksud baik kepada kami, walaupun saya tidak berani menjamin apakah ini
                    bisa memiliki dampak pada surat kabar kami. Saya sendiri dengan senang hati
                    akan bekerja untuk tujuan ini, meskipun ada beberapa faktor yang berperan
                    berada di luar kendali saya. Pada tahun-tahun belakangan ini terdapat kampanye
                    dalam berbagai surat kabar Eropa menentang SI dan para pemimpinnya, yang
                    tidak bisa tidak memunculkan sedikit kebencian yang pastinya bergema dalam
                    surat kabar kami. 7
   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267