Page 19 - EBOOK_Renasans Jogja
P. 19
yang banyak menyimpan dokumen and the Politic of Rememberance, memberi pengaruh pada konsep
berupa koran dan kliping. Berbagai Nadia mempresentasikan arsip bentuk, ruang, dan hubungan dengan
macam keterbatasan dan tantangan sebagai politik ingatan sekaligus audiens. Dalam konteks ini, menjadi
senantiasa menemui perjalanan melupakannya. Titik beratnya pada penting untuk membicarakan soal
perpustakaan ini, selayaknya proses seleksi ingatan yang selalu arsip, estetika, dan masyarakat
lembaga penyimpan arsip pada kompleks dan rumit. Ia kemudian digital. Term humaniora digital secara
umumnnya di negeri ini. menunjukkan beberapa metode sederhana dapat diartikan sebagai
Muhidin M. Dahlan menyambung pengarsipan seperti Dutch Manual, proses pengumpulan dan penelitan
Oei dengan menunjukkan peran Archive Keeper, Archive Appraisal bidang humaniora yang melibatkan
kliping sebagai bagian dari kerja and Selection. teknologi komputasi, bersifat digital
pengarsipan. Pendiri Radio dan visual.
Buku ini mengatakan bahwa Penanda waktu awal pengarsipan
kliping merupakan metode arsip yang beririsan dengan politik Media Digital: Estetika, Kurasi,
yang paling konvensional. Ia dimulai pada Pasca Perang Dunia dan Konservasi Seni Digital
mencontohkan pengalamannya I, yaitu ketika para arsiparis mulai Sesi pertama di hari kedua
dalam mengoleksi dokumen aktif menyeleksi berbagai dokumen. diisi oleh Ho Tzu Nyen dalam
olahraga di Indonesia dalam skala Praktik ini menimbulkan logika bahasa Inggris. Ia merupakan
internasional. remembering and forgetting, karena peneliti asal Singapura sekaligus
arsip selalu memiliki batas waktu. parktisi di bidang film, video,
Data yang diperoleh dari kliping Pada poin ini, appraisal menjadi pertunjukan, hingga instalasi.
koran tahun 1960-an menunjukkan penting. Kebenaran memori, tidak Ho Tzu mengerjakan proyek
bahwa segala peristiwa masa ada kebenaran absolut, semua bernama Critical Dictionary of
lalu tidak pernah terlepas dari berpotensi mengeluarkan versinya Southeast Asia, berisi pembagian 19
representasi ideologi yang dominan. sendiri. elemen dan kultural masyarakat
Pasca Asian Games, Indonesia Asia Tenggara (SEA) secara
berada dalam kecamuk politik Di samping Nadia, Bonnie alfabetis. Proyek kamus yang
paling berdarah. Diawali dengan menanggapi forum dengan dapat diakses melalui www.
keluarnya Indonesia dari komite menjelaskan posisi studi sejarah cdosea.org ini, mengindikasikan
Olimpiade dan mengadakan dalam upaya pewarisan ideologis. banyak hal mengenai korelasi
Olimpiade tandingan bernama Dalam upaya ini, arsip bukan hingga diferensiasinya. Terutama
Ganefo. Rangkaian peristiwa ini hanya sebagai dokumen, tetapi pada narasi spiritual entitas-
menggaungkan nama Soekarno, juga sebagai makhluk hidup. entitas yang membentuk identitas
sekaligus sosok elit politik dunia Pemimpin redaksi majalah Historia masyarakat SEA seperti benda-
yang harus ditumbangkan. ini beranggapan bahwa arsip tidak benda berupa instrument musik,
Hasil dari praktik kerja arsip itu akan menemui objektivitas, namun cerita-cerita legenda, hewan-hewan
ditunjukkan Muhidin melalui yang dicari justru melacak dialog endemik, hingga lanskap geografis.
buku yang disusunnya, Ganefo,
Olimpiade Kiri di Indonesia intersubjektivitas. Maka definisi Proyek besar ini berangkat dari
pertanyaan reflektif, apa yang dapat
(Iboekoe, 2016). kebenaran menurut Bonnie adalah
apa yang penting untuk publik mengkorelasikan regional Asia
tanpa memandang latar belakang Tenggara yang sangat heterogen?
Membaca Arsip, Menuliskan
Sejarah ras, ideologi, agama, suku, dan
Sesi kedua seminar lain-lain. Memahami Masyarakat Digital
memanggungkan Nadia Lalitia Apsari dalam sesi kedua
Fauziyah Dwiantari dan Bonnie Humaniora Digital menyampaikan tentang poin-
Triyana. Melalui esai Archive, Temuan teknologi baru disebut telah poin yang dapat dicapai oleh
Edisi 4/2017 | matajendela