Page 156 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 156

SEMINAR NASIONAL 2017
               Malang 10 April 2017

               menunjukkan bahwa bakteri  kelompok Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. dapat dimanfaatkan
               sebagai  pemacu  pertumbuhan  tanaman  sekaligus  berperan  untuk  mengendalikan  penyakit
               tanaman. Beberapa bakteri endofit pernah diisolasi dari tanaman padi, tebu, sorgum, rumput
               dan  jagung  dan  menunjukkan  bahwa  bakteri  endofit  tersebut  dapat  memacu  pertumbuhan
               tanaman (Saylendra dan Firnia, 2013).
                      Bakteri endofit penghasil hormon IAA dapat ditemukan pada banyak tanaman. Dalal
               dan  Kulkarni  (2013)  berhasil  mengisolasi  5  isolat  bakteri  endofit  tanaman  kedelai  dari
               kelompok  Pseudomonas  sp.  dan  Bacillus  sp.  yang  menunjukan  sifat  pemacu  pertumbuhan
               tanaman (Plant Growth Promotion. Plant Growth Promotion Bacteria memiliki sifat utama,
               yaitu  memroduksi  fitohormon  dan  metabolisme  dari  komponen  regulasi  pertumbuhan
               tanaman, seperti pemanfaatan dari sumber karbon yang berbeda, termasuk biomassa derivat
               gula dan metabolit tanaman. Salah satu metabolit tanaman yang terkait dengan PGP adalah
               produksi  IAA  dari  tryptophan  dan  metabolisme  dari  asam  fenil  asetat,  4-aminobutyrate,
               Glutamate aminobutyric acid (GABA), dan ACC (1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid),
               yang diproduksi tanaman sebagai prekursor dari defisiensi ethylene (Taghavi et al., 2009).
                      Anggara et al. (2014) berhasil mengisolasi 8 isolat bakteri endofit penghasil hormon
               IAA  dari  akar  tanaman  ubi  jalar  varietas  Papua  Patippi.  Terdapat  4  isolat  yang  mampu
               menghasilkan  hormon  IAA  (0,3552-0,5525  ppm).  Suriaman  (2010)  menyebutkan  bakteri
               endofit  dalam  suatu  kondisi  tertentu  mampu  memfiksasi  nitrogen  di  udara  dan  dapat
               menghasilkan    IAA.  Produksi  IAA  oleh  bakteri  endofit  dapat  berlangsung  oleh  satu  jenis
               isolat  atau  kerjasama  beberapa  jenis  isolat.  Produksi  hormon  IAA  oleh  bakteri  endofit
               berbanding lurus dengan pH, jika pH rendah (<7) maka produksi hormon IAA juga rendah.
               Hal tersebut dikarenakan semua proses fisiologis pada bakteri endofit terkait dengan adanya
               sistem enzim, diduga dalam kasus ini pH dapat menurunkan aktivitas enzim yang berperan
               dalam produksi IAA.
                      Hormon  Indole  Acetic  Acid  (IAA)  mempunyai  rumus kimia C 10 H 9 O 2 N. Hormon
               IAA tersusun atas dua cincin benzena dengan gugus karboksil yang menempel pada cincin
               nomor 3. Menurut Taiz dan Zeiger (2010) hormon IAA merupakan sinyal untuk melakukan
               metabolisme  sehingga  aktifitas  pemanjangan  sel  terjadi  pada  jaringan  yang  sedang
               berkembang.  Hormon  IAA  juga    menstimulasi  respon  pertumbuhan selanjutnya (Campbell
               dan Reece, 2003).
               Pembentukkan Hormon IAA oleh Bakteri Endofit ini dimulai dengan adanya prekursor dari
               eksudat  tanaman  berupa  triptofan.  Bakteri  akan  mengubah  triptofan  menjadi  hormon  IAA
               melalui jalur Indole-3-acetamide (IAM) dan Indole-3-piruvat (IpyA). Jalur IAM hanya bisa
               dilakukan  oleh  bakteri,  sedangkan  jalur  IpyA  dapat  dilakukan  oleh  tanaman  dan  bakteri
               (Spaepen et. al., 2007).













                      Gambar 1. Biosintesis hormon IAA oleh bakteri endofit (Spaepen et. al., 2007)


                              “Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia”     145
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161