Page 91 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 91
Pemanfaatan Modal | 71
boneka pengantin ini diletakkan di depan senthong tempat pasren.
Figure Dewi Sri sendiri tidak pernah ditampilkan secara nyata dalam
pasren. Boneka loro blonyo inilah yang menampilkan makna
kehadiran Dewi Sri, yaitu kesuburan. Hal ini, sama halnya dengan
lingga-yoni dalam agama Buddha yang bermakna sebagai simbol
kesuburan (Purnawijayanti, 2009; 7).
b . M o d a l S o s i a l B e r b e n t u k I n s t i t u s i
1 ) . K e l o m p o k T a n i P a d i
Petani di desa Bangunjiwo telah menyadari bahwa untuk
membentuk petani yang kuat haruslah memiliki organisasi tani yang
kuat. Dasar pemikiran inilah yang akhirnya membentuk organisasi
petani tersebut. Mulanya, organisasi petani yang dibentuk adalah
organisasi (kelompok) tani yang berada di tingkat dusun. Kemudian,
timbul pemikiran untuk tiap organisasi petani dusun tersebut
bergabung menjadi organisasi petani gabungan yang mewakili desa
Bangunjiwo. Organisasi ini bernama Gapoktan Saka Makmur.
Gapoktan Saka Makmur ini terdiri atas petani yang mengusahakan
pertaniannya secara non-organik (konvensional) dan pertanian yang
dikelola secara organik, termasuk di dalamnya adalah kelompok tani
Marsudi Asih (Wawancara dengan Pak Dullah Prayitno, 30 Maret
2010).
Gabungan kelompok tani Saka Makmur ini melakukan
pertemuan setiap 35 hari sekali pada hari Kamis malam (malam
Jum’at Kliwon). Pertemuan ini dihadiri oleh 2 atau 3 orang yang
mewakili pengurus kelompok tani. Pertemuan yang dilakukan
banyak membahas yang berkenaan dengan permasalahan dan
peluang dalam perkembangan pertanian mereka. Penulis sendiri
telah mengikuti beberapa kali pertemuan yang dilakukan, baik itu
pertemuan Gapoktan maupun pertemuan rutin kelompok. Setiap
pertemuan kelompok biasanya menghasilkan beberapa point
penting yang akan dibawa dan dibicarakan pada pertemuan
Gapoktan. Demikian juga sebaliknya, hasil-hasil pertemuan dari
Gapoktan akan diinformasikan kembali ke anggota kelompok petani
di dusun pada saat pertemuan kelompoknya. Sama halnya dengan
pertemuan kelompok Gapoktan, pertemuan kelompok di tingkat
dusun dilaksanakan setiap 35 hari sekali pada Kamis malam (malam
Juma’at Kliwon).