Page 87 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 87
Pemanfaatan Modal | 67
mereka adalah tikus. Tikus yang menyerang cukup banyak akibatnya
kerusakan tanaman pertanian tidak dapat dielakkan. Usaha yang
dilakukan oleh petani untuk mengatasi hama ini dijelaskan oleh Pak
Sumadi, sebagai berikut;
“Hama utama pertanian di desa
Bangunjiwo adalah tikus. Untuk
mengatasinya biasanya petani
melakukan pencarian lubang-lubang
tikus di sawah lalu tikus dikejar dan
dipukuli beramai-ramai (gropyokan).
Kalau saya melakukan dengan cara
diracun, dengan menggunakan ubi kayu
(telo) yang telah dipotong-potong
dicampur dengan racun tersebut dan
diletakkan di pematang sawah. Cara ini
saya anggap cukup efektif (Wawancara,
26 Maret 2006)”.
Sampai saat ini kegiatan pemusnahan tikus dengan cara
gropyokan masih tetap dilaksanakan oleh petani walau hasilnya
kurang memuaskan. Ini terjadi karena di tingkat petani belum ada
persepsi yang sama untuk dilakukan dalam pemberantasan hama
tikus ini. Selain itu masih ada petani yang berpikiran magis tentang
hama tikus ini. Sebagian petani beranggapan bahwa hama tikus ini
bukan hanya sekedar “hama” saja, tetapi juga merupakan hewan
peliharaan. Oleh karena itu, Pak Sumadi setiap hendak meracun
tikus di sawahnya, ia berniat untuk membunuh hama tikus bukan
tikus. Sebab bila ingin membunuh tikus yang menyerang sawah,
nanti yang punya tikusnya bisa marah (Wawancara, 26 Maret 2010).
Hama yang lain yang ada di desa Bangunjiwo adalah hama
penggerek batang dan wereng yang menyebabkan buah menjadi
hampa. Untuk kedua hama ini, petani biasanya menggunakan jenis
tumbuhan tertentu untuk menanggulanginya. Tabel 4.22. berikut
memperlihatkan beberapa jenis tumbuhan yang digunakan untuk
pengendalian hama pertanian padi.