Page 84 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 84
64 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian
“Sebenarnya, semakin dekat dengan
permukaan tanah, bibit yang ditanam
semakin baik, tetapi mudah rebah
karena ditiup angin. Saya sendiri
menanam bibit padi tidak terlalu
dalam. Patokan saya bibit yang hendak
ditanam berada di kedalaman dua
buku jari tangan atau kira-kira 5 – 6
Cm (Wawancara, 26 Maret 2010)”.
Penjelasan Pak Sumadi di atas, juga didukung oleh hasil sebuah
penelitian. Menurut Siregar (1987; 48), kedalaman bibit padi yang
baik ditanam di lahan pertanian adalah sedalam 5 Cm. Selanjutnya,
penanaman bibit di kedalaman tersebut akan mampu meningkatkan
produktivitas padi yang ditanam. Berikut ini adalah tabel 4.20. yang
menjelaskan tentang pengaruh kedalaman pembenaman bibit
terhadap hasil panen.
Tabel 4.20.
Kedalaman Pembenaman Bibit
No. Kedalaman Jumlah Bulir/Rumpun Gabah/1,5 m²
(Cm) (buah) (Kg)
1. 2,5 9,7 1,08
2. 5,0 9 1,10
3. 7,5 8,7 0,98
Sumber: Siregar, 1987.
c ) P e r a w a t a n T a n a m a n
Perawatan tanaman pada pertanian organik secara umum
hampir sama dengan perawatan tanaman pada pertanian non-
organik. Perbedaan yang mencolok terletak pada proses pemupukan
dan pemberantasan hama penyakit. Pada pertanian dengan sistem
non-organik, penggunaan pupuk dan pestisida yang mengandung
bahan kimia buatan pabrik menjadi kebutuhan utama. Sedangkan
pada pertanian dengan sistem organik penggunaan bahan-bahan
kimia menjadi “haram” sifatnya digantikan oleh oleh bahan-bahan
yang bersifat alamiah. Seluruh pupuk yang digunakan sepenuhnya
berupa pupuk organik, mulai dari pemupukan awal atau pupuk
dasar hingga pemupukan susulan. Pupuk organik tersebut dapat
berbentuk padat yang diaplikasikan lewat akar maupun cair yang
Amiruddin Ketaren| Bab IV : 57-106