Page 99 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 99

Pemanfaatan Modal | 79


             Pandangan  seperti  ini  tampak  jelas  pada  pemerintah  dan
             pengambil/penentu  kebijakan  di  bidang  pembangunan  pertanian
             yang  selalu  melihat  bahwa  indikator  keberhasilan  pembangunan
             pertanian hanya dilihat secara fisik. Menurut mereka, pembangunan
             pertanian akan berhasil jika petani mau menerima atau mengadopsi
             teknologi pertanian baru.
                  Pertanian tradisional, di dalamnya ada satu aspek penting yang
             disebut  sebagai  “Local”  atau  “Indigeneous  Knowledge”.  Kita
             menyebutnya  dengan  pengetahuan/kearifan  lokal.  Sistem  kearifan
             lokal ini dalam pertanian merupakan suatu pengetahuan yang utuh
             berkembang  dalam  budaya  atau  kelompok  etnik  tertentu  untuk
             memenuhi  kebutuhan  hidupnya  secara  subsisten  sesuai  dengan
             lingkungan  yang  ada.  Mereka  mengumpulkan  informasi  dari  hasil
             pengamatannya    terhadap    kondisi   lingkungan   lokal   untuk
             memecahkan masalah-masalah pertanian. Pengamatan ini dilakukan
             secara  terus-menerus  melewati  beberapa  generasi  dengan  terus
             melakukan  perbaikan-perbaikan  dan  terjadinya  pemahaman  yang
             cukup  mendalam  terhadap  sumberdaya  alam  lokal  dan  proses-
             proses  yang  berlangsung  (Sutanto,  2005;  80-81).  Informasi  yang
             diberikan  tersebut  disampaikan  secara  oral,  sehingga  sulit  sekali
             diperoleh catatan-catatan yang berkenaan dengan pengetahuan lokal
             tersebut.
                  Teknologi  pertanian  baru  (modern)  lebih  mendominasi
             menciptakan kekuatan “racun” (toxic) ketimbang potensi (tonic) bagi
             penguatan  dan  pemberdayaan  ekonomi,  sosial  dan  budaya
             masyarakat. Kebijakan untuk mengontrol kewenangan dan otoritas
             teknologi ini kian penting bagi perebutan keruangan bagi kekuasaan
             dan  kewenangan  pengetahuan  lokal.  Pada  gilirannya,  teknologi
             sebagai wujud dan karya cipta pengetahuan manusia memiliki tugas
             utama  untuk  meringankan  beban  pekerjaan  manusia,  sehingga
             mampu memenuhi kebutuhan dan mengembangkan potensinya. Jika
             demikian,  diperlukan  “ruang”  untuk  mendukung  penguatan-
             penguatan lokal yang menumbuhkan semangat bagi pengembangan
             pengetahuan  dan  kearifan  lokal.  Pengetahuan  yang  terfokus  pada
             upaya  untuk  mempelajari  pandangan  masyarakat  terhadap
             lingkungan,  hubungannya  dengan  alam,  dan  alam  bagi  kehidupan
             manusia merupakan bagian terpenting dari demokratisasi dan ilmu
             pengetahuan  lokal  dan  seluruh  hasil  karyanya  (Budisusila,  2005;
             226).
                  Petani  tradisional  telah  menemukan  cara-cara  untuk
             memperbaiki  struktur  tanah,  kapasitas  menahan  air  serta
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104