Page 73 - Aplikasi Mikroba Pada Pakan Ternak
P. 73
bacilli bertahan dengan menghasilkan spora. Hanya
beberapa jenis mikroorganisme penghasil enzim protease dan
carbohydrase toleran asam serta beberapa mikroorganisme
khusus, seperti Lactobacillus buchneri yang dapat tetap aktif
pada level rendah.
d. Tahap IV – Fase pemanenan (feed-out/aerobic spoilage) .
Fase ini dimulai segera setelah silo/fermentor dibuka dan
silase terekspose udara luar. Hal tersebut tidak terhindarkan,
bahkan dapat dimulai terlalu awal jika penutup silase rusak
sehingga terjadi kebocoran. Jika fase ini berlangsung terlalu
lama, maka silase akan mengalami deteriorasi atau penurunan
kualitas silase akibat terjadinya degradasi asam organik yang ada
oleh khamir dan bakteri asam asetat. Proses tersebut akan
menaikkan pH pada tumpukan silase dan selanjutya akan
berlangsung tahap spoilage ke- 2 yang mengakibatkan terjadinya
kenaikan suhu, dan peningkatan aktifitas mikroorganisme
kontaminan, seperti bacilli, moulds dan enterobacteria (Honig
and Woolford, 1980). Untuk menghindari terjadinya kegagalan
dalam proses pembuatan silase, maka perlu dilakukan
pengontrolan dan optimalisasi pada setiap tahapan ensilasi.
Pada tahap I, dibutuhkan teknik filling material hijauan
yang baik kedalam silo, sehingga dapat meminimalisir jumlah
oksigen yang ada di antara partikel tanaman. Teknik pemanenan
tanaman yang dikombinasikan dengan teknik filling yang baik
diharapkan dapat meminimalisir hilangnya karbohidat terlarut
(water soluble carbohydrates) akibat respirasi aerobik ketika
hijauan berada di luar maupun di dalam silo, sehingga terdapat
lebih banyak gula sederhana yang tersisa untuk proses fermentasi
asam laktat pada tahap II. Proses ensilasi tidak dapat dikontrol
secara aktif ketika telah masuk pada tahap II dan III. Pada tahap
61 | P a g e