Page 125 - Modul Fisika
P. 125
seperti halnya hukum gerak kedua yang merupakan persamaan pokok dalam
mekanika Newton dan seperti persamaan fisika umumnya persamaan Schrodinger
berbentuk persamaan diferensial parsial. Persamaan diferensial parsial dapat diubah
menjadi sistem persamaan diferensial biasa dengan menggunakan teknik
pemisahan variabel.
a. Persamaan Schrodinger
Dalam mempelajari fisika kuatum ada tiga asas yang harus kita ketahui yaitu
asas tentang pendeskripsian keadaan sistem, asas tentang pendeskripsian besaran
fisis, dan asas tentang pengukuran beserta aspek-aspeknya. Tetapi ada satu lagi
asas yang harus kita pahami yaitu asas tentang perubahan sistem tehadap waktu.
Asas ini juga digunakan untuk mendapatkan fungsi gelombang. Fungsi
gelombang tidak hanya bisa dibangun dengan menggunakan hipotesis De Broglie
semata. Untuk mendapatkan fungsi gelombang pada tahun 1926 Edwin
Schrodinger telah berhasil merumuskan caranya. Atas karyanya itulah formula
yang dirumuskan oleh Schrodinger itu dinamai dengan Persamaan Schrodinger.
Persamaan schrodinger diperlukan untuk menemukan fungsi gelombang bagi
suatu sistem mikroskopis. Bentuk paling umum suatu persamaan yang
penyelesaiannya berupa suatu fungsi adalah persamaan diferensial. Karena fungsi
yang akan dihasilkan dari persamaan schrodinger adalah fungsi gelombang ψ (x,t),
yang merupaka fungsi dua variabel yaitu x dan t.
Persamaan schrodinger haruslah merupakan persamaan diferensial parsial.
Itulah yang menjadi petunjuk umum untuk mendapatkan persamaan schrodinger.
Berdasarkan asas tentang pendeskripsian keadaan sistem yaitu keadaan sistem
dideskripsikan sebagai fungsi gelombang ψ (x,t). Dari situ kita dapat petunjuk
bahwa fungsi gelombang ψ (x,t)yang dihasilkan oleh persamaan schrodinger harsu
dapat kita gunakan untuk mengetahui berbagai nilai besaran fisik yang dimiliki
system.
Cara mengtahui nilai besaran fisik adalah dengan melakukan pengukuran.
Menurut asas tentang pengukuran, mengukur adalah menjadikan operator (yang
mewakili besaran fisik yang diukur) pada fungsi gelombang yang mendeskripsikan
keadaan sistem saat pengukuran. Petunjuk ini dapat kita gunakan pada kasus
khusus yaitu pengukuran enegi total pada system konservatif.
116